Suara.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan respons diplomatis namun menohok terhadap sikap politik PDI Perjuangan yang memilih menjadi kekuatan penyeimbang. Meski menghormati keputusan Megawati Soekarnoputri, PKB seolah menyindir halus dengan menyebut bahwa pilihan politik sebenarnya hanya ada dua; di dalam atau di luar pemerintahan.
Pada akhirnya, PKB menegaskan bahwa bola panas mengenai bagaimana menyikapi posisi 'abu-abu' PDIP ini sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
Ketua DPP PKB, Syaiful Huda, menyatakan pihaknya menghargai kedaulatan PDIP dalam menentukan sikap politiknya. Menurutnya, keputusan Megawati sebagai politisi senior pastinya sudah melalui pertimbangan yang matang.
"Tentu semua partai punya kedaulatan masing-masing untuk menentukan sikap, tanpa terkecuali saya kira PDIP," kata Huda kepada wartawan, Selasa (5/8/2025).
Namun, setelah memberikan penghormatan, Huda langsung menegaskan bahwa dalam sistem presidensial, keputusan akhir tetap ada pada presiden.
"Tentu sikap kedaulatan masing-masing partai ini dalam konteks sistem presidensial kita kembalikan kepada Pak Presiden, Pak Prabowo," jelasnya.
"Apakah posisi PDIP sebagai partai penyeimbang itu kira-kira dirasa cukup sampai di situ, atau seperti apa, ya kita serahkan kepada Pak Presiden."
PKB kemudian memaparkan cara pandang mereka yang lebih lugas dan seolah menjadi sindiran halus bagi posisi PDIP. Menurut Huda, dalam politik, tidak ada area abu-abu.
"Walaupun dalam cara pandang PKB memang pilihannya sebenarnya kalau tidak menjadi bagian dari partai pemerintah, berarti menjadi partai di luar pemerintahan. Itu saja cara pandang kami," tegas Huda.
Baca Juga: Mensesneg Bantah Istana Dalangi Munaslub Golkar: Jangan Kaitkan dengan Istana!
Ia pun memperjelas posisi partainya sendiri yang sudah mantap berada di barisan pendukung utama pemerintah.
"PKB memilih untuk menjadi bagian dari pemerintah seutuhnya," katanya.
Sebelumnya, PDIP memang kembali menegaskan posisi mereka sebagai kekuatan penyeimbang. Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, menjelaskan bahwa peran ini tidak mengharuskan mereka masuk kabinet.
Menurutnya, PDIP bisa mendukung program pemerintah yang pro rakyat, sekaligus melontarkan kritik yang ia sebut sebagai "second opinion" yang justru dibutuhkan oleh presiden.
"Bergabung tidak harus ada di dalam pemerintahan, tetapi bagaimana kita memberikan dukungan secara substantif," ujar Andreas.
Kini, dengan sikap tegas dari PKB dan posisi "abu-abu" dari PDIP, semua mata tertuju pada Presiden Prabowo Subianto untuk menentukan format akhir dari konstelasi politik nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka