Suara.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengungkap sebuah alasan personal yang selama ini menjadi kompas moral dan pendorong utama dalam perjalanan kariernya di sektor publik.
Baginya, setiap tugas negara yang diemban adalah cara untuk membayar "utang" kepada bangsa yang telah membiayai pendidikannya hingga jenjang tertinggi.
Prinsip ini menjadi benang merah yang menjelaskan mengapa ia selalu bersedia menjawab panggilan publik, bahkan di masa-masa paling krusial bagi Indonesia. Pengakuan ini disampaikannya saat menjadi tamu dalam podcast di kanal YouTube Forum Keadilan TV.
"Saya merasa saya punya utang kepada negara, saya sekolah dibiayai negara. Itu yang membuat saya selalu menjawab panggilan publik," ujar Sudirman Said dikutip Sabtu (9/8/2025).
Rasa tanggung jawab itu, menurutnya, bukan sekadar retorika.
Ia mengenang momen-momen sejarah di mana ia merasa terpanggil untuk turun tangan, seperti saat bencana tsunami dahsyat melanda Aceh pada akhir 2004 dan gelombang reformasi yang mengguncang Orde Baru pada 1998.
Pada masa rekonstruksi Aceh, Sudirman menjabat sebagai Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias.
"Termasuk ketika tsunami di Aceh, kemudian reformasi tahun 98. Itu panggilan-panggilan yang membuat saya merasa berutang," tegasnya.
Dipanggil ke Istana Karena Calon Lain Tak Lolos Screening KPK
Baca Juga: Riza Chalid Tersangka, Sudirman Said Sentil Nyali Penegak Hukum: Ini Soal Kemauan!
Salah satu puncak pengabdian Sudirman Said adalah ketika ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri ESDM di Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Dalam podcast tersebut, ia menceritakan proses unik di balik penunjukannya yang menegaskan pentingnya integritas seorang pejabat.
Sudirman mengaku dipanggil mendadak ke Istana Negara pada malam hari.
Ia baru mengetahui bahwa namanya muncul sebagai alternatif kuat setelah beberapa kandidat menteri lainnya tidak lolos proses screening oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Prosesnya unik, saya dipanggil jam 09.00 malam ke Istana Negara. Lalu saya diberitahu bahwa saya akan jadi Menteri ESDM. Rupanya, ada beberapa calon menteri yang sudah disiapkan, tapi tidak lolos screening KPK. Lalu nama saya muncul sebagai alternatif," kenangnya.
Pengalaman ini, baginya, menjadi pengingat konkret bahwa rekam jejak yang bersih adalah modal fundamental bagi seorang pemimpin. Filosofi ini pun ia bawa saat memimpin kementerian yang kala itu memiliki reputasi buruk terkait korupsi.
"Saya masuk ke pemerintahan dengan prinsip bahwa saya ini pejalan kaki, bukan politikus yang punya partai. Tapi saya punya utang pada negara. Jadi saya akan lakukan yang terbaik selama saya bisa," tuturnya.
Babak Baru Pengabdian: Kembali ke Dunia Pendidikan
Setelah malang melintang di dunia birokrasi dan politik, Sudirman Said kini membuka lembaran pengabdian baru.
Pria kelahiran Brebes ini mengaku selalu menjaga langkahnya agar suatu saat bisa kembali ke dunia yang ia cintai, yakni pendidikan.
Kini, ia fokus membangun dan memimpin Universitas Harkat Negeri (UHN) di Tegal dan Brebes sebagai rektor.
Universitas ini merupakan hasil penggabungan dua institusi pendidikan tinggi di Tegal. Langkah ini ia sebut sebagai panggilan lain untuk terus berkontribusi pada bangsa.
"Saya selalu menjaga diri agar saya bisa kembali mengajar. Saya sedang membangun Universitas Harkat Negeri di Tegal dan Brebes. Harapan saya, ini bisa menjadi sumbangan saya yang paling terakhir, yang paling tulus, kepada masyarakat di daerah," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Aksi Hari Tani Bubar: DPR Kabulkan Tuntutan, Lembaga Agraria Langsung di Bawah Presiden?
-
Ratusan Siswa Cipongkor Tumbang Keracunan MBG, Gejala Mual, Sesak Napas, Hingga Kejang-kejang
-
Ditemui Utusan Istana, Serikat Petani Indonesia Sampaikan 6 Tuntutan Reforma Agraria
-
'Turunkan Menteri, Bukan Aparat' KPA Desak Perubahan Total Penanganan Konflik Agraria di DPR
-
Muncul Desakan KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Kuota Haji, Begini Reaksi Cak Imin
-
Beda Kasus Ijazah Jokowi vs Gibran: Bapak-Anak Terus Disentil Geng Roy Suryo dan Dokter Tifa
-
Baru Terserap 22 Persen, FSGI Desak Anggaran MBG Dialihkan untuk Kesejahteraan Guru
-
Hari Tani Nasional 2025: Gerbang Tani Soroti Ketimpangan Tanah dan Mendesak Reforma Agraria
-
Kepala BGN Buka Suara! Ungkap Biang Kerok Ratusan Siswa Cipongkor Keracunan MBG, Ini Penyebabnya
-
Ijazah Gibran Diragukan, Pakar Pendidikan Internasional Bongkar Fakta Sebaliknya