Suara.com - Usulan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memasukkan kurikulum kesehatan dasar ke sekolah justru dinilai bisa menjadi 'bencana baru'.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebut wacana ini terjebak dalam dilema pelik. Jika dijadikan mata pelajaran atau mapel baru, murid akan terbebani; tapi jika diintegrasikan, kompetensi guru dinilai belum mumpuni.
Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menilai niat baik Kemenkes ini terancam gagal total di lapangan karena masalah fundamental dalam sistem pendidikan.
Ubaid secara tegas menolak opsi untuk menjadikan kesehatan sebagai mata pelajaran baru yang berdiri sendiri. Menurutnya, para siswa saat ini sudah terlalu terbebani dengan banyaknya mata pelajaran yang ada.
"Mestinya diintegrasikan saja langsung, tidak perlu ada mapel khusus. Jika pelajaran khusus, sudah banyak beban itu anak-anak," kata Ubaid kepada Suara.com, Selasa (12/8/2025).
Tapi Masalahnya, Gurunya Tak Kompeten
Namun, solusi integrasi pun ternyata bukan tanpa masalah. Ubaid justru melontarkan kritik yang lebih tajam; mayoritas guru di Indonesia dinilai belum memiliki kompetensi yang cukup untuk bisa menyisipkan materi kesehatan ke dalam pelajaran yang mereka ampu.
"Integrasi ini terancam gagal, karena mayoritas kompetensi guru kita masih buruk dan belum punya kemampuan yang cukup baik untuk bisa mengintegrasikan," tegasnya.
Menurutnya, jika pemerintah memaksakan salah satu dari dua opsi tersebut, hasilnya akan sama saja.
Baca Juga: Geledah Kemenkes, KPK Buru Otak Korupsi RS Kolaka Timur: Lebih Besar dari Bupati?
"Akibatnya, tujuan program malah tidak tercapai," imbuhnya.
Ubaid menyarankan agar materi kesehatan bisa disisipkan secara kreatif ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada.
"Misalnya konten kesehatan masuk pada pelajaran biologi, sejarah, bahkan bisa pelajaran agama," usulnya.
Polemik ini bermula dari inisiatif Menkes Budi Gunadi Sadikin yang tengah melobi Kementerian Pendidikan agar kurikulum kesehatan dasar menjadi mapel wajib di sekolah.
Tujuannya baik, yakni menanamkan kesadaran kesehatan sejak dini. Materi yang diusulkan pun sangat praktis, seperti:
- Tindakan saat darurat gempa bumi.
- Penanganan luka ringan.
- Menjaga kebersihan diri.
- Hingga keberanian menegur orang tua yang merokok.
Menkes berharap, dengan kurikulum ini, generasi muda Indonesia akan memiliki kesadaran kesehatan yang bersifat preventif (mencegah), bukan hanya kuratif (mengobati). Namun, niat baik ini kini terbentur pada realitas sistem pendidikan di lapangan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang