Suara.com - Di saat banyak pihak menyoroti kericuhan aksi massa di Pati, Jawa Tengah, pandangan berbeda datang dari Senayan. Anggota DPR RI, Maman Imanulhaq, justru melihat gejolak yang menuntut mundurnya Bupati Sudewo itu sebagai secercah harapan bagi kehidupan demokrasi di Indonesia.
Menurut Maman, masyarakat Pati telah memberikan contoh berharga bahwa kebijakan seorang kepala daerah yang dianggap merugikan bisa dan harus dilawan, bahkan ketika saluran kritik formal terasa buntu.
"Sesungguhnya perjuangan rakyat secara keseluruhan menjadi semangat bagi munculnya proses demokrasi yang sehat dan berdaulat," kata Maman di kompleks parlemen, Jakarta, dilansir Antara, Rabu (13/8/2025).
Politisi ini mengapresiasi cara awal perlawanan warga yang ia nilai elegan, yaitu dengan menggalang dukungan logistik secara terbuka di ruang publik. Ia menyoroti bahwa akar masalah dari eskalasi ini bukan semata-mata karena kebijakan kenaikan PBB, yang sebetulnya sudah dibatalkan, melainkan karena kegagalan komunikasi dari pihak pemerintah daerah.
Maman menilai, ada komunikasi yang terputus antara Bupati Sudewo dengan warganya, yang membuat niat baik dan aspirasi rakyat tidak tersambut dengan baik.
"Komunikasi itulah yang sebenarnya dibutuhkan dalam proses demokrasi bahwa niat baik kekuatan kedaulatan rakyat di Pati seharusnya direspon oleh komunikasi yang bagus dari pihak Bupati," tegasnya.
Pernyataan ini menjadi kontras dengan fakta di lapangan, di mana unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Pati berujung ricuh. Massa menuntut Bupati Sudewo mundur karena dinilai arogan, yang kemudian memicu tindakan represif dari aparat keamanan.
Berita Terkait
-
7 Fakta Terkini Demo Pati: Aksi Ricuh Hingga DPRD Sepakat Bentuk Pansus Lengserkan Bupati Sudewo
-
'Wong Pati Ora Sepele Lur': Ribuan Massa Mundur Ditembaki Gas Air Mata, Tuntut Bupati Mundur!
-
Fenomena Bendera One Piece di Demo Pati: Ketika Nakama Turun ke Jalan Melawan Kekuasaan Arogan
-
Demo Membara Tuntut Bupati Sudewo Mundur: Rakyat Pati Murka Jebol Pagar DPRD Pakai Perahu!
-
Jawaban Gubernur Luthfi Soal Tuntutan Mundur Bupati Pati: Mekanismenya Harus di DPRD
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Peringati Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem Sungai dan Lingkungan
-
Eks Wali Kota Semarang Hadiri Pernikahan Anak Meski Masih Dipenjara, Kok Bisa?
-
Anak Menkeu Purbaya Sindir Outfit Orang Miskin yang Ingin Terlihat Kaya