Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham menanggapi pertemuan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno.
Ia menilai silaturahmi antar tokoh bangsa adalah kebutuhan dan keniscayaan, terlebih bagi negara sebesar Indonesia yang majemuk.
“Ya saya kira begini. Jadi ini kan, kalau kita mengikuti cara berpikir dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh presiden kita, bahwa kita ini adalah keluarga besar," kata Idrus kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).
"Jangan lupa, pidato pertama presiden terpilih ketika itu bulan Mei sudah mengingatkan kita bahwa Indonesia ini adalah rumah besar dan kita ini adalah penghuni rumah itu. Oleh karena itu, mari kita merawat bangsa ini,” dia menambahkan.
Menurutnya, bangsa Indonesia menganut nilai kegotongroyongan dan kebersamaan yang harus dijaga.
Idrus menegaskan silaturahmi, baik dalam bentuk safari politik maupun pertemuan informal, adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
“Apapun namanya, mau silaturahmi politik, safari politik, atau pertemuan, adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya.
Menurut dia, pertemuan antar tokoh dapat menghilangkan kemungkinan adanya kecurigaan maupun penafsiran politik yang keliru.
Idrus menilai interaksi semacam itu justru menguntungkan bangsa karena mampu meminimalkan potensi fitnah politik.
Baca Juga: 7 Momen Saat Ruang Sidang DPRD Pati Jatuh ke Tangan Rakyat, Kursi Ketua Jadi Sandera?
“Sekarang ini banyak tukang olah juga, jadi pertemuan seperti itu justru harus kita dorong,” tuturnya.
Menanggapi pertanyaan soal isu pemakzulan yang sempat mengemuka, Idrus menilai hal tersebut sudah usang dan tidak relevan lagi dibicarakan.
Menurutnya, komunikasi antara Gibran dan Try Sutrinso menunjukkan hubungan antar tokoh nasional berjalan harmonis.
“Kalau tokoh pasti bicara masalah bangsa. Kalau bicara tentang bangsa berarti diuji komitmennya tentang Indonesia masa depan,” ujarnya.
Idrus menegaskan, jika para elite politik masih terjebak dalam saling curiga dan fitnah, maka akan memicu disharmoni dan mengganggu integrasi bangsa.
Ia menegaskan, sebagai tokoh, hal itu tidak boleh terjadi.
Berita Terkait
-
Buka-bukaan Ustaz Felix Siauw Soal One Piece: Bukan Sekadar Hobi, tapi Pesan untuk Pemerintah
-
PDIP di Luar Kabinet? 5 Poin Kunci Sikap Penyeimbang Era Prabowo-Gibran
-
CEK FAKTA: Klaim Gibran Sebut Janji 19 Juta Lapangan Kerja Dipelintir Media, Benarkah?
-
Bongkar 5 Fakta di Balik Momen Viral Gibran 'Cuekin' Bahlil
-
Gibran Tunjukkan Kedekatan Dengan AHY di Video TikTok, Warganet : Hati-hati Mas Wapres
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!