Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkap, salah satu penyebab seringnya keterlambatan penyelamatan korban di lapangan, seperti yang terjadi ketika jatuhnya turis adal Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani.
Syafii menyebutkan, kondisi geografis Indonesia yang luas tetapi jumlah kantor SAR terbatas membuat waktu tempuh menuju lokasi kejadian kerap memakan waktu panjang.
Basarnas diketahui saat ini baru memiliki 45 kantor di seluruh Indonesia.
Satu kantor bisa mencakup hingga 29 kabupaten/kota.
"Sehingga pada saat ada kejadian, kalau itu mengandalkan dari Badan SAR Nasional, mungkin ibaratnya itu ada yang sampai 300 kilo harus kami jangkau," kata Syafii usai MoU dengan Kementerian Pariwisata di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
"Bisa kita bayangkan bahwa kondisi kedaruratan itu sudah tidak akan bisa kita selamatkan," tambahnya.
Situasi seperti itu yang dialami tim Basarnas ketika terjadi kecelakaan turis Brasil di Gunung Rinjani beberapa waktu lalu.
Syafii mengungkapkan kalau informasi kejadian telah diterima Basarnas pada pukul 4 pagi.
Sesuai standar, tim harus bergerak maksimal 20 menit setelah laporan.
Baca Juga: Pendakian Rinjani Dibuka Lagi, Ini Syarat Terbarunya
Namun, perjalanan dari kantor SAR menuju Taman Nasional Gunung Rinjani memakan waktu 2–3 jam, lalu ditambah delapan jam pendakian menuju lokasi.
"Sehingga kami baru nyampe di lokasi jam 19.30 malam. Itu kita laksanakan operasi sesuai informasi, misalkan sampai di kedalaman 150 sampai 200 meter, ternyata kita juga tidak menemukan korban padahal kita sudah menggunakan teknologi drone thermal yang seharusnya kita bisa men-detect kalau misalkan korban ini dalam kondisi hidup," tuturnya.
Pencarian berlanjut hingga hari kedua dengan meluaskan jarak pencarian hingga kedalaman jurang sampai 400 meter, namun hasilnya tetap nihil. Kondisi cuaca yang tidak menentu memperlambat operasi.
“Baru hari ketiga, sekitar pukul 06.30 pagi, korban ditemukan di kedalaman 600 meter,” kata Syafii.
Menurutnya, kasus ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi Basarnas.
"Itulah kondisi yang kita hadapi, sehingga sering ada SAR terlambat," akunya.
Berita Terkait
-
Dituduh Meninggalkan Juliana Marins untuk Merokok, Pemandu Ali Musthofa Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Detik-Detik Juliana Marins Jatuh di Rinjani: Ali Musthofa, Sang Pemandu Ungkap Fakta Kejadian
-
Dituduh Pembunuh oleh Keluarga Pendaki Brazil, Guide Rinjani Ali Musthofa Ungkap Momen Minta Maaf
-
Indonesia Terancam Digugat Brasil Buntut Tragedi Rinjani, Keamanan Wisata Kita Dipertaruhkan?
-
Gugatan Keluarga Juliana Marins: Babak Baru Kasus Kematian di Rinjani dan Respons Indonesia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?