Suara.com - Nasib nahas menimpa seorang remaja berusia 19 tahun di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Niatnya untuk meminta maaf setelah kepergok mencuri ubi, berujung dengan dirinya yang dianiaya dan dibakar.
Peristiwa tak manusiawi ini terjadi di Kecamatan Percut Sei Tuan pada 6 Agustus 2025 lalu.
Hal yang lebih mengejutkan, pelaku penganiayaan diduga oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Deli Serdang dan seorang anggota polisi.
Kronologi kejadian ini diungkap oleh Jepri Santoso, teman korban yang juga berada di lokasi saat insiden terjadi.
Menurutnya, semua berawal ketika ia dan korban ketahuan mengambil dua karung ubi dari sebuah ladang.
Menyadari kesalahan mereka, keduanya berniat baik untuk menemui pemilik ladang dan meminta maaf pada sore harinya.
Mereka bahkan sempat dijanjikan tidak akan dianiaya jika datang untuk berdamai.
"Setengah harinya kami dipanggil untuk minta maaf," ujar Jepri Santoso, dikutip dari TV One pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Baca Juga: Polda Sumut Bantah Oknum Brimob Bakar Pencuri Ubi, Sebut Hanya Menempeleng
Namun, janji tersebut hanyalah isapan jempol belaka. Bukannya pengampunan, kedua remaja itu malah dianiaya secara keji hingga salah satunya mengalami luka bakar.
"Bahwasannya kami tidak mau dipukulin. 'Kalau mau minta maaf, kami terima', katanya. Sampai sana kami dipukulin," tutur Jepri.
Kasus ini kemudian menarik perhatian Kepala Dusun setempat, Arianto, yang segera turun tangan untuk menengahi. Di hadapannya, sempat tercapai kesepakatan damai antara pihak korban dan pelaku.
Salah satu poin penting dalam kesepakatan itu adalah para pelaku berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban hingga sembuh total.
"Ada pernyataan dari bapak yang bakar tadi, bahwasannya pengobatan itu akan dibiayai oleh si pelaku pembakaran tadi," jelas Arianto.
Sayangnya, kesepakatan damai itu kembali diingkari. Korban yang baru dirawat selama satu hari dan masih dalam kondisi penuh luka, dipaksa untuk pulang oleh para pelaku.
Berita Terkait
-
Gubernur Bobby Nasution Teken Kesepakatan Pengelolaan Sampah Jadi Energi
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Viral Oknum TNI Merasa Tak Salah Usai Bunuh Istri, Acungkan Jari Tengah Saat Rekonstruksi
-
Mimpi Gadis 18 Tahun Jadi Korban TPPO: Terjebak di Kamboja, Keluarga Meratap Minta Rp130 Juta
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat