Suara.com - Sebuah paradoks terungkap dari survei terbaru Litbang Kompas mengenai kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Meskipun tingkat kepuasan publik secara umum mencapai angka tinggi 77,9 persen, kritik paling tajam justru datang dari sektor fundamental, ketersediaan lapangan pekerjaan.
Survei yang digelar pada 1-5 Juli 2025 ini menjadi cermin suara 400 responden di Jawa Barat, menyoroti masalah lapangan kerja sebagai persoalan paling mendesak yang harus segera ditangani.
Data menunjukkan, mayoritas responden memberikan rapor merah untuk upaya pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja.
Sebanyak 57,6 persen responden menilai buruk dan 7,3 persen bahkan menilai sangat buruk.
Jika digabungkan, total 64,9 persen warga Jabar merasa pesimis dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di wilayah mereka. Hanya sepertiga responden (33,4 persen) yang memberikan penilaian baik atau sangat baik.
Kritik ini semakin dalam ketika menyentuh isu pengangguran. Survei mencatat 67,2 persen responden merasa tidak puas terhadap kinerja pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran.
Ekonomi dan Kemiskinan Jadi Sorotan Tajam
Selain masalah pekerjaan, persoalan ekonomi dan pengentasan kemiskinan juga menjadi catatan kelam dalam evaluasi publik. Sebanyak 60,4 persen responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap upaya pemerintah mengatasi kemiskinan di Jawa Barat.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Dituding Pemuja Nyi Roro Kidul Usai Kirab HUT RI Jabar
Bahkan, program bantuan langsung yang digulirkan untuk kesejahteraan masyarakat belum sepenuhnya dirasakan efektif, terbukti dari 48,8 persen responden yang mengaku tidak puas dengan program tersebut.
Saat diminta menyebutkan persoalan paling mendesak, publik dengan tegas menempatkan minimnya lapangan pekerjaan di urutan pertama dengan 44,8 persen. Angka ini jauh mengungguli masalah infrastruktur jalan (30,8 persen) serta isu ekonomi dan kenaikan harga bahan pokok (27,9 persen).
Publik Tak Kenal Program Pemerintah
Survei Litbang Kompas juga mengungkap adanya jurang komunikasi antara pemerintah dan warganya. Mayoritas responden mengaku tidak mengetahui sejumlah program yang telah atau sedang dijalankan Pemprov Jabar.
Sebanyak 61,4 persen responden tidak tahu menahu soal program pemangkasan hibah untuk pesantren. Angka ketidaktahuan publik semakin tinggi pada program pembangunan ruang kelas baru di sekolah-sekolah, yang mencapai 64,8 persen.
Yang paling signifikan, 74,1 persen responden mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya program pemberian bantuan bagi perusahaan dalam proses investasi, sebuah program yang seharusnya berkaitan langsung dengan penciptaan lapangan kerja.
Berita Terkait
-
Asal Usul Nyi Roro Kidul di Jawa Barat, Aksi Dedi Mulyadi Beri Hormat Jadi Trending
-
Dedi Mulyadi Dituding Pemuja Nyi Roro Kidul Usai Kirab HUT RI Jabar
-
Dedi Mulyadi Menangis Minta Maaf: Ini Adalah Dosa Besar..
-
5 Poin Panas Dedi Mulyadi vs Sekolah Swasta di PTUN
-
Seteru 'Kelas Gemuk' Memanas: Dedi Mulyadi Tolak Mediasi, Sodorkan Analogi Warung dan Anak Jajan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal
-
Wamendagri Wiyagus: Kemendagri Dukung Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan Selaras Pembangunan
-
Dokter Tifa Usul Kasus Ijazah Jokowi Disetop, Sarankan Negara Biayai Perawatan Medis di Luar Negeri
-
Dana Riset-Tunjangan Kecil, Menteri Diktisaintek Minta Kampus Permudah Dosen Naik Pangkat
-
Habiburokhman 'Semprot' Balik Pengkritik KUHAP: Koalisi Pemalas, Gak Nonton Live Streaming
-
Warning Keras Pramono Anung ke 673 Kepsek Baru: Tak Ada Tempat untuk Bullying di Sekolah Jakarta!
-
Disentil Prabowo Gegara Siswa Turun ke Jalan, Pemkab Bantul Beri Penjelasan