Suara.com - Pengamat militer dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie, mengirimkan sinyal peringatan keras yang ditujukan langsung kepada Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Dengan analisis tajam, Connie menegaskan bahwa gejolak sosial yang meletus di Pati, Jawa Tengah, bukanlah insiden lokal biasa, melainkan sebuah cerminan dari kekuatan rakyat sesungguhnya yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Dalam sebuah diskusi panas di podcast bersama pengamat politik Hendri Satrio, Connie mendesak Gibran untuk tidak abai terhadap dinamika masyarakat yang kini semakin berani bersuara ketika merasa hak-haknya terinjak.
Menurutnya, fenomena perlawanan kolektif di Pati adalah bukti sahih bahwa rakyat memiliki kemampuan untuk bersatu dan melawan segala bentuk ketidakadilan yang mereka rasakan.
Lebih dalam, Connie menguliti akar masalah yang menurutnya telah merusak lanskap kepemimpinan nasional. Ia menyoroti budaya "yes man" atau ABS (Asal Bapak Senang) yang dinilainya telah mengakar kuat selama lebih dari satu dekade terakhir di Indonesia.
Budaya menjilat ini, menurutnya, adalah pabrik yang memproduksi para pemimpin yang arogan dan tuli terhadap kritik.
Para pemimpin ini, kata Connie, menjadi terlalu terbiasa dengan pujian dan sanjungan, sehingga kehilangan kepekaan untuk merasakan dan memahami penderitaan rakyatnya.
Ruang untuk kritik yang sehat tertutup rapat, digantikan oleh laporan-laporan manis yang tidak mencerminkan realitas di lapangan. Connie menegaskan bahwa budaya inilah yang berbahaya.
“Budaya ABS (Asal Bapak Senang) inilah yang melahirkan generasi pemimpin arogan, merasa bisa mengatur segalanya tanpa mendengar suara rakyat,” ujarnya, dikutip pada Selasa (19/8/2025).
Dampak dari budaya inilah yang menurut Connie termanifestasi dalam gejolak sosial seperti yang terjadi di Pati. Kasus yang bermula dari tragedi pengeroyokan seorang bos rental mobil secara tragis, dengan cepat diekskalasi oleh sentimen publik menjadi stigma negatif yang menyasar seluruh masyarakat di wilayah tersebut.
Baca Juga: 3 Bulan Berlalu, Surat Pemakzulan Gibran 'Menghilang' di DPR? Adies Kadir: Saya Belum Lihat
Labelisasi massal ini memantik api perlawanan dari warga Pati yang merasa tidak adil dan menolak dicap buruk hanya karena perbuatan segelintir oknum.
Reaksi spontan dan masif dari masyarakat Pati ini, bagi Connie, adalah sebuah studi kasus yang sangat relevan. Ini menunjukkan bagaimana sebuah komunitas dapat bersatu di bawah satu identitas untuk melawan stigma dan arogansi.
“Kekuatan suara rakyat, seperti pada kasus Pati, tidak boleh dianggap remeh,” tegasnya.
Untuk memberikan gambaran yang lebih kuat, Connie menggunakan analogi tak terduga yang dekat dengan generasi muda: bendera bajak laut dalam kisah fiksi populer dunia, One Piece.
Dalam semesta cerita tersebut, bendera bukan sekadar kain, melainkan simbol suci perjuangan, persatuan, dan perlawanan terhadap Pemerintah Dunia yang dianggap tiran dan korup.
Analogi ini digunakan untuk menekankan pesannya bahwa sebuah simbol sederhana, bahkan yang lahir dari penderitaan bersama, mampu menjadi pemantik yang menyatukan rakyat untuk bergerak melawan ketidakadilan.
Berita Terkait
-
3 Bulan Berlalu, Surat Pemakzulan Gibran 'Menghilang' di DPR? Adies Kadir: Saya Belum Lihat
-
Ekspresi Gibran Terdiam Saat Anggota DPR Joget di Sidang Tahunan, Netizen: Muak Banget Lihatnya
-
Anggota DPR Joget-joget saat Sidang Tahunan, Ketua MPR: Tak Masalah, untuk Relaksasi
-
Pati Membara Lagi, Demo Jilid 2 Digelar 25 Agustus, Massa Desak Bupati Sudewo Dimakzulkan
-
Sosok Gustika Hatta: Pengkaji Perang Lulusan London yang 'Serang' Prabowo-Gibran di Istana
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?