Suara.com - Universitas Indonesia (UI) mendapat sorotan tajam setelah mengundang akademisi pro-Israel, Peter Berkowitz, sebagai pembicara dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) pada 23 Agustus 2025.
Keputusan ini menuai kecaman dari berbagai pihak yang menilai undangan tersebut tidak sensitif terhadap situasi geopolitik, khususnya terkait konflik Israel-Palestina.
Peter Berkowitz diketahui memiliki rekam jejak mendukung agresi Israel terhadap Palestina dan kerap menulis artikel yang mengecam pihak-pihak yang mengkritik Israel, termasuk mahasiswa dan universitas.
Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di bawah pemerintahan Donald Trump, yang dikenal dengan kebijakan pro-Israel-nya.
Selain di UI, belakangan diketahui bahwa Peter Berkowitz juga sempat diundang oleh organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), dalam sebuah seminar.
Sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia, keputusan NU ini dinilai kontroversial karena bertentangan dengan solidaritas terhadap Palestina yang selama ini menjadi bagian dari sikap umat Islam di Tanah Air.
Kabar tersebut mencuat pertama kali melalui akun X @kastratofe.
“Peter Berkowitz, bek Zionis dan Israel yang berbicara pada hari orientasi UI, mengungkapkan bahwa ia diundang oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk sebuah seminar tentang "pemikiran politik barat" satu minggu sebelum ia berbicara di UI,” tulis akun tersebut dikutip pada Senin, 25 Agustus 2025.
Kabar tersebut lalu menyeret nama Yahya Cholil Staquf yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Baca Juga: Warga Jakbar Jadi Korban, Modus Pinjaman Syariah Palsu Bawa Nama NU!
Pada 2018 lalu, Yahya Cholil Staquf juga sempat dikecam karena mengunjungi Israel sebagai tamu Komite Yahudi Amerika.
Sementara itu, Peter Berkowitz melalui sebuah artikel yang ditulisnya, ia memaparkan pengalamannya saat memberikan seminar di depan anggota NU.
Melalui artikel berjudul “Teaching Western Political Thought in Indonesia” yang terbit pada Minggu, 25 Agustus 2025, Peter Berkowitz mengatakan bahwa ia mengisi seminar di Indonesia sehari sebelum HUT RI.
Ia menyebut bahwa seminar tersebut terdiri dari empat sesi dengan durasi total tiga jam yang membahas sejarah pemikiran politik Barat.
Peserta seminar sekitar 25 anggota dari Nahdlatul Ulama (NU). Selain anggota NU, ada juga peserta seminar lain yakni profesor universitas, jurnalis surat kabar, kepala sekolah asrama NU, dan banyak lagi.
“Seminar saya memberikan gambaran umum tentang pemikiran politik Barat dan memperkenalkan beberapa karya besar tradisi tersebut, ide-ide pokoknya, dan ketegangan yang tetap ada,” tulis Peter Berkowitz dalam artikelnya.
Berita Terkait
-
Tuai Kritik usai Undang Akademisi Pro Israel Peter Berkowitz, UI Normalisasi Kejahatan Kemanusiaan?
-
UI Undang Akademisi Pro-Israel, Netizen Geram! Ini Klarifikasi Universitas Indonesia
-
Tuai Kecaman Usai Hadirkan Akademisi Pro-Israel Sebagai Pembicara, Pihak UI Akui Khilaf
-
Dikecam Publik, UI Minta Maaf Undang Peter Berkowitz, Akademisi Pro-Israel di Acara Mahasiswa Baru
-
Sarbumusi Usai Bertemu Dasco: Belum Ada Kesepakatan Soal Nasib Sopir, Kami Minta Komitmen Tertulis
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
'Suaranya Saya Kenal', Kesaksian Marbot Ungkap Detik-detik Alvaro Dibawa Ayah Tiri Pembunuhnya
-
Palu MA Sudah Diketuk! Mario Dandy Kini Hadapi Total 18 Tahun Penjara, Akhir dari Segalanya?
-
Peradi SAI Soal KUHAP Baru: Polisi-Jaksa akan Lebih Profesional, Advokat Tak Lagi Jadi 'Penonton'
-
5 Poin Mengejutkan dari Rapor Akhir KTT Iklim COP30: Apa Saja yang Disepakati?
-
Tetapkan 3 Titik Berat Pengamanan, Menhan Sjafrie Ungkap Strategi 'Smart Approach' di Papua
-
Cak Imin Bicara soal Isu Pemakzulan di PBNU Usai Rapat, Nusron Wahid: Doakan Badai Cepat Berlalu
-
Tangisan Rindu pada Kakek Berujung Maut, Alvaro Tewas Disumpal Handuk oleh Ayah Tiri
-
Isu Pemakzulan Gus Yahya Menguat, Begini Reaksi Nusron Wahid Soal Polemik Internal PBNU
-
PDIP Lawan Politik Uang, Hasto Kristiyanto: Gerakkan Anak Muda dan Bangun Visi Samudra
-
Lima Petani Pino Raya Luka Berat Diduga Ditembak Keamanan Perusahaan Sawit! Begini Kronologinya