Suara.com - Indonesia merupakan negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia setelah India.
Krisis kesehatan tersebut membuat pemerintah melakukan penanganan prioritas nasional dengan tingkat keseriusan yang setara.
Bahkan melebihi, penanganan pandemi Covid-19.
Peringatan keras ini disampaikan Menko PMK Pratikno dalam Forum 'Delapan Gubernur Percepatan Eliminasi Tuberkulosis' di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Mengutip data Global TB Report WHO 2024, ia memaparkan data yang mengkhawatirkan mengenai skala masalah yang dihadapi bangsa.
"India 25,8 persen, Indonesia 10,1 persen. Ini sudah lebih tinggi dari kasus Covid. Jadi kalau kita bisa berhasil menangani Covid yang tiba-tiba, seharusnya kita bisa menangani ini jauh lebih baik dan efektif. Jangan sampai kita teledor sedikit, kemudian kita jadi ranking pertama," kata Pratikno dalam keterangannya.
Pratikno menekankan bahwa TBC bukan sekadar isu medis, melainkan krisis sosio-ekonomi yang kompleks.
Dampaknya meluas hingga menyebabkan penurunan produktivitas dan hilangnya pekerjaan bagi lebih dari separuh penderitanya.
Penularan penyakit ini juga tidak mengenal batas kelas sosial, mengancam seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Mendagri Tito: Kunci Utama Penanganan TBC Adalah Keseriusan Kepala Daerah
"Karena kematiannya ini lebih tinggi, tidak hanya kelas sosial ekonomi bawah tapi juga kelas sosial ekonomi atas. Kita harus hati-hati karena sudah di peringkat 2," lanjutnya.
Untuk itu, ia menyerukan perubahan fundamental dalam pendekatan penanganan TBC.
Menurutnya, strategi yang hanya berfokus pada aspek medis tidak akan cukup.
Akar masalah seperti faktor sosial, stigma negatif, kepatuhan minum obat, akses layanan kesehatan yang terbatas, kondisi lingkungan kumuh, hingga kemiskinan harus diintervensi secara komprehensif.
"Koordinasi lintas sektor, lintas dinas harus berjalan. Kami harapkan Bapak Ibu kepala daerah lebih sering bicara persoalan TBC supaya bisa naik tinggi sebagai awareness di masyarakat. Case finding, contact tracing, pengobatan, dan pencegahan harus diperkuat," ujar Pratikno.
Sebagai langkah konkret, Pratikno mendesak seluruh kepala daerah untuk segera mengaktifkan kembali Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Ira Puspadewi Direhabilitasi, KPK Tegaskan Kasus PT Jembatan Nusantara Tak Berhenti di Tengah Jalan
-
Baru 4 Bulan Menjabat, Dirdik Jampidsus 'Penjerat' Nadiem Makarim Dimutasi Jaksa Agung
-
Menteri PANRB Sampaikan Progres dan Proyeksi Program Kerja Kementerian PANRB Dalam Rapat Bersama DPR
-
Polda Metro Jaya Gelar Audiens dengan Keluarga Arya Daru Siang Ini: Ada Temuan Baru?
-
Reformasi Polri Harus Menyeluruh, Bukan Wajahnya Saja: KUHAP Baru Diminta Dibatalkan
-
Kejagung Periksa Eks Dirjen Pajak Suryo Utomo dalam Kasus Dugaan Manipulasi Pajak 20162020
-
Pagi Ini, KPK Masih Tunggu Surat Keputusan Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Dkk
-
Dompet Dhuafa Menyapa Masyarakat Muslim di Pelosok Samosir, Bawa Bantuan dan Kebaikan
-
Usai Dapat Rehabilitasi Prabowo, Kuasa Hukum Ira Puspadewi Langsung Sambangi KPK
-
Kementerian PANRB Raih Predikat Unggul IKK Award 2025