Namun, pengakuannya tentang nilai ijazah yang pas-pasan ini membuka sisi lain dari dirinya: bahwa di balik citra 'Sultan' yang ia bangun, ada seorang anak muda yang mungkin lebih unggul di lapangan basket daripada di kelas matematika.
Pengakuan ini seolah menjadi pesan, terutama bagi generasi muda, bahwa jalan menuju sukses tidak hanya melalui pintu akademis.
Namun, di sisi lain, ini juga memicu kritik. Sebagian publik berpendapat bahwa sebagai seorang legislator yang merumuskan undang-undang, kapasitas intelektual dan akademis tetaplah penting.
Momen Refleksi di Titik Terendah?
Pengakuan ini datang di saat Sahroni berada di titik terendah dalam karier politiknya. Setelah kehilangan jabatan dan kekuasaan, ia tampak lebih bebas dan tanpa filter di media sosial.
Apakah ini sebuah strategi untuk membangun kembali citranya sebagai sosok yang otentik dan merakyat?
Ataukah ini murni sebuah momen refleksi dari seseorang yang telah kehilangan segalanya dan tidak lagi merasa perlu menjaga citra?
Apapun alasannya, pengakuan ini berhasil membuat publik kembali membicarakannya, bukan lagi sebagai politisi yang jatuh, tetapi sebagai manusia dengan masa lalu yang tak terduga.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah nilai akademis yang buruk relevan untuk menilai kinerja seorang pejabat publik?
Baca Juga: Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Panik! Cari Tas LV...'
Atau kisah Sahroni membuktikan bahwa sukses bisa diraih lewat jalan lain? Diskusikan di kolom komentar!
Berita Terkait
-
Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Panik! Cari Tas LV...'
-
Publik Tantang PDIP Tiru NasDem Pecat Sahroni dan Nafa Urbach: Kapan Deddy Sitorus?
-
Rumah Dijarah, Ahmad Sahroni Sindir Tetangga yang Lupa Kebaikannya
-
Kontroversi Tunjangan Dewan, Adies Kadir Dinonaktifkan dari Anggota DPR! Ini Alasan Golkar
-
Sahroni & Nafa Dinonaktifkan Nasdem, Warganet: HP Aja Bisa Dinonaktifkan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026
-
Update Banjir Rob Jakarta: 17 RT Kepulaun Seribu Terdampak, 6 RT di Jakarta Utara Kembali Terendam!
-
Gelar Panggung Musikal di Sarinah, Aktivis Sebut Banjir Sumatera Tragedi Ekologis
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Hasto Kristiyanto: Respons Bencana Alam Bukan Sekadar Bantuan Cepat
-
Disidak Menteri LH Buntut Banjir, 3 Perusahaan Raksasa Ini Wajib Setop Operasi di Batang Toru