- Demo bermula dari protes terhadap tunjangan anggota DPR, yang disebarkan lewat pesan berantai oleh kelompok Revolusi Rakyat Indonesia dan diikuti ribuan massa.
- Aksi awalnya damai namun berubah ricuh setelah kematian pengemudi ojol Affan Kurniawan dalam insiden dengan kendaraan Brimob, memicu kemarahan publik.
- Kerusuhan meluas ke penjarahan, dipicu kabar anggota DPR melarikan diri ke luar negeri, dan rumah-rumah tokoh publik pun menjadi sasaran amuk massa.
Aksi Demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota di Indonesia masih berlanjut sejak pertama kali pecah pada Senin (25/8/2025).
Aksi unjuk rasa ini sejatinya untuk memprotes kebijakan tentang tunjangan anggota DPR.
Namun, pada akhirnya aksi tersebut malah berujung pada kerusuhan hingga penjarahan di berbagai lokasi.
Lalu sebenarnya bagaimana kronologi demo protes tunjangan DPR yang akhirnya meluas jadi aksi penjarahan?
Simak ulasannya yang sudah dirangkum berikut ini.
1. Bermula dari Pesan Berantai di Grup WA
Suara.com - Seruan demo yang berlangsung pada 25 Agustus, pertama kali muncul dari pesan berantai di grup Whatsapp.
Pesan yang dibagi satu pekan sebelum aksi terjadi itu kemudian meluas ke media sosial hingga akhirnya bisa diakses oleh masyarakat awam.
Seruan untuk melakukan aksi itu dimulai oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Revolusi Rakyat Indonesia.
Baca Juga: Jerome Polin Rangkum 17+8 Tuntutan Rakyat: Deadline Mendesak untuk Pemerintah dan DPR!
Lewat pesan itu, mereka mengajak buruh, petani, dan mahasiswa untuk turun ke jalan.
Sementara tuntutan utama dari ajakan aksi massa itu adalah tentang tunjangan DPR yang memang sedang ramai disorot publik.
2. Dihadiri Ribuan Massa
Meski diawali dari pesan berantai, nyatanya pada hari pelaksanaan, ribuan massa dari berbagai kalangan tanpa identitas kelompok benar-benar turun ke jalan.
Sayangnya, unjuk rasa yang berlangsung sampai malam seolah tidak digubris oleh anggota DPR karena tak ada satu pun yang menemui massa.
Pada pukul 21.15 WIB terjadi bentrok antara polisi dan massa di kawasan kolong jembatan layang Pejompongan, Jakarta.
Polda Metro Jaya bahkan mengamankan 169 pelajar yang ikut dalam demo di kawasan Gedung MPR/DPR/DPD itu.
3. Demo Serikat Buruh
Demo kemudian berlanjut pada Kamis, (28/8/2025) atas inisiasi Serikat Buruh yang mengajukan tuntutan berbeda.
Massa pada aksi ini mengajukan enam tuntutan, mulai dari penghapusan outsourcing, penolakan upah murah, stop PHK, percepatan pembahasan RUU Ketenagakerjaan, RUU Perampasan Aset, dan meminta DPR merevisi UU Pemilihan Umum atau Pemilu.
Awalnya aksi ini berlangsung damai dan berakhir pada pukul 12 siang sampai datang gelombang massa dari mahasiswa dan massa berseragam sekolah ke sekitar gedung DPR.
Kali ini massa menuntut pembubaran DPR serta pencabutan tunjangan anggota dewan yang diduga mencapai Rp 100 juta per bulan.
4. Puncak Demo
Puncak kericuhan demo ini pecah saat kendaraan taktis Brigade Mobil atau Brimob melindas Affan Kurniawan, seorang pengemudi online yang sedang mengantarkan orderan.
Kematian Affan menyulut kemarahan publik dan membuat para pengemudi ojek online seketika ramai-ramai mengepung Mako Brimob Polda Metro Jaya, di Kwitang, Jakarta Pusat.
Aksi yang berlangsung hingga keesokan paginya ini meluas ke sejumlah kota di Indonesia.
Pada malam, 29 Agustus 2025 terjadi bentrok antara massa dan aparat di mana gas air mata ditembakkan ke arah pendemo.
Akibatnya massa membalas dengan membakar sejumlah gedung seperti gedung DPRD dan Markas Kepolisian Daerah, serta berbagai fasilitas umum seperti halte dan stasiun.
5. Awal Mula Penjarahan Terjadi
Pada Sabtu, (30/8/2025) situasi mulai kondusif meski masih ada beberapa massa yang bertahan di lokasi.
Sayangnya emosi massa kembali tersulut karena informasi di media sosial tentang kabar bawa sejumlah anggota DPR kabur ke luar negeri termasuk Ahmad Sahroni.
Puncaknya adalah penjarahan yang terjadi di rumah Ahmad Sahroni di Priok.
Mirisnya aksi itu disiarkan secara live di Tiktok oleh oknum yang ikut datang ke lokasi.
Netizen yang menonton live tersebut ramai-ramai menimpali agar aksi penjarahan dilanjutkan ke rumah Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Nama-nama ini adalah orang yang belum lama ini melontarkan pernyataan kontroversial yang menyakiti publik.
Kontributor : Safitri Yulikhah
Berita Terkait
-
Investor Wajib Waspada! OJK Imbau Jangan Telan Mentah-mentah Rumor Unjuk Rasa
-
Detik-detik Kampus di Bandung Jadi Zona Perang: Mahasiswa Dikepung dan Dihujani Gas Air Mata
-
Profil Ferry Irwandi, Influencer yang Dianggap Gagalkan Status Darurat Militer
-
Bukan Mau Kudeta, Pak! Memahami Keresahan Rakyat di Balik Stigma Makar
-
Jadi Relawan Medis, Zaskia Mecca Ngaku Banyak Lihat Orang Berbaju Sipil Kasih Ancaman
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran