Suara.com - Profil Adela Kenasya Adies, putri dari Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir kini ramai disorot media, buntut dari kasus yang menjerat sang ayah. Adies saat ini dinonaktifkan oleh Golkar, partai yang mengusungnya dalam pemilu, per Senin, 1 September 2025. Setelah komentarnya mengenai kenaikan tunjangan dewan memicu polemik.
Sebelum dinonaktifkan, Adies Kadir merupakan anggota DPR RI yang pertama kali mengungkap sejumlah kenaikan tunjangan DPR RI ke publik.
Kasus ini membuka kemungkinan Adies Kadir akan dipecat dari kursi wakil rakyat. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka Golkar akan menempuh skema penggantian antarwaktu atau PAW.
Proses ini melibatkan pergantian dengan calon yang menduduki peringkat suara terbanyak berikutnya dalam daftar caleg partai politik yang sama dari daerah pemilihan yang sama.
Anak Adies Kadir, Adela Kenasya mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Dapil Jawa Timur I. Adies juga melenggang ke Senayan melalui dapil yang sama.
Hanya saja, Adela Kenasya hanya memperoleh 12.792 suara. Sementara Adies Kadir memperoleh 147.185 suara sehingga menjadi calon legislatif dengan suara terbanyak.
Profil Adela Kenasya Adies
Tidak banyak yang bisa dikulik dari profil Adela Kenasya Adies. Namun, sejumlah informasi yang diperoleh Adela Kenasya menempuh pendidikan S-1 Kedokteran hingga menjadi dokter umum di Universitas Airlangga.
Kemudian, Adela juga menempuh pendidikan M.Sc. di bidang Aesthetic Medicine di Queen Marry University London. Saat ini Kenasya berpraktik di klinik kecantikan Heystetik yang berbasis di Jakarta.
Baca Juga: Tak Lama Berorasi, Massa GMNI Bubarkan Diri Jelang Sore dari Depan Gedung DPR
Di klinik tersebut, Adela menangani sejumlah kasus terkait dengan estetika kulit. Antara lain kulit kusam, bekas jerawat, komedo, dan keriput.
Seperti diketahui, Adies Kadir menjadi satu dari lima anggota DPR yang dinonaktifkan.
Selain Adies, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai Nasdem, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio serta Surya Utama alias Uya Kuya dari PAN juga dinonaktifkan karena ucapan mereka dinilai menciderai perasaan rakyat, terutama soal gaji dan tunjangan anggota dewan padahal kondisi ekonomi tengah melambat.
Partai Golkar menonaktifkan Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir sejak Senin, 1 September 2025, setelah komentarnya mengenai kenaikan tunjangan dewan memicu polemik.
Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Muhammad Sarmuji, menegaskan bahwa status keanggotaan DPR memiliki konsekuensi logis yang jelas, terutama terkait hak-hak keuangan. Ia memastikan anggota DPR yang dinonaktifkan, termasuk Adies Kadir, tidak akan lagi menerima gaji dan tunjangan.
"Anggota DPR yang dinyatakan nonaktif semestinya berkonsekuensi logis, tidak menerima gaji dan termasuk segala bentuk tunjangan. Itulah bedanya antara Anggota DPR yang aktif dengan yang nonaktif. Jika belum ada rujukan berkaitan dengan ini, MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) dapat membuat keputusan yang menjadi pegangan bagi Sekretariat Jenderal (DPR RI)," kata Sarmuji dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Berita Terkait
-
Akhirnya DPR Bertemu Mahasiswa, Bahas Kenaikan Tunjangan dan Investigasi Kerusuhan
-
Benarkah Posisi Adies Kadir di DPR Akan Digantikan Putrinya?
-
MKD Desak Setjen DPR Setop Gaji dan Tunjangan Ahmad Sahroni Hingga Uya Kuya
-
Tak Lama Berorasi, Massa GMNI Bubarkan Diri Jelang Sore dari Depan Gedung DPR
-
YLBHI Catat Ada 10 Korban Tewas Selama Demo, Santunan dari Pemerintah Baru Turun untuk 7 Keluarga
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Otak di Balik 17+8 Tuntutan Rakyat: Siapa Sebenarnya Afutami yang Viral di Medsos?
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
Terkini
-
Pramono Ungkap DPRD Jakarta Bahas Tunjangan Rumah Rp 78 Juta Hari Ini, Akan Dipangkas?
-
CEK FAKTA: Benarkah ART Ahmad Sahroni Luka Parah Saat Penjarahan Rumahnya?
-
Tak Terima Disebut Tersangka, Azis Wellang Ngadu ke Polda Usai Viral Main Domino Bareng 2 Menteri
-
KPAI Sebut Kasus Tewasnya Ibu dan 2 Anak di Bandung Berkategori Filisida Maternal, Apa Itu?
-
Pembelaan Kompak Raja Juli dan Karding Usai Viral Foto Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan
-
Demo 8 September 2025: Tiga Aksi Unjuk Rasa di Jakarta, dari Isu Papua hingga Munir
-
Pramono Anung Ungkap Perbaikan Lift dan JPO Halte Polda dan Senen yang Terbakar Capai Rp20 Miliar
-
Daftar 15 Calon Hakim Agung yang Diajukan Komisi Yudisial ke DPR RI
-
KPAI Ungkap 'Filisida Maternal' di Balik Tragedi Ibu Racuni 2 Anak, Desak Polisi Usut Wasiat Pilu
-
Penggugat Gibran dan KPU Jelaskan Alasan di Balik Permintaan Uang Rp125 Triliun