Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul angkat bicara soal data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang mencatat 10 orang meninggal selama gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus lalu.
Pasalnya, Kementerian Sosial baru menyalurkan santunan kepada 7 keluarga korban.
Menurut Gus Ipul, perbedaan jumlah itu bukan karena ada keluarga yang diabaikan, melainkan karena proses assessment yang belum rampung.
"Sementara ini yang sudah kita assessment dan sudah selesai itu baru tujuh. Nanti yang tiga akan kita lihat lagi ya," ujar Gus Ipul usai menyalurkan santunan ke keluarga pengemudi ojol mendiang Affan Kurniawan di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
"Jadi kita lihat, tentu setelah melalui proses assessment itu nanti kita akan berikan santunan. Tapi yang sudah clear per hari ini yang sebetulnya ada tujuh," katanya menambahkan.
Ia memastikan santunan tetap diberikan kepada seluruh keluarga korban tewas, termasuk tiga keluarga yang masih menunggu proses verifikasi.
Bentuk bantuan yang diberikan berupa uang tunai Rp15 juta ditambah satu paket sembako.
"Santunan berupa uang 15 juta rupiah, indeksnya memang segitu. Dan juga ada satu paket sembako. Jadi ini salah satu bagian dari program kami yang memang juga diberikan kepada keluarga-keluarga yang mengalami musibah karena sebab-sebab tertentu," jelasnya.
YLBHI sebelumnya merilis data bahwa sepanjang 25–31 Agustus 2025 tercatat 10 orang meninggal dunia, 1.042 luka-luka, dan 3.337 ditangkap dalam gelombang aksi di sejumlah kota.
Baca Juga: Minta Masyarakat Tak Cemas, DPR Dukung TNI Hidupkan Lagi Pam Swakarsa: Beda dengan Orba?
Selain itu, Amnesty Internasional Indonesia juga mendesak Komnas HAM segera melakukan penyelidikan pro justitia terhadap kematian terhadap 10 warga sipil tersebut.
Amnesty menyoroti perlunya investigasi independen untuk memastikan pihak yang bertanggung jawab diadili setelah angka korban jiwa meningkat.
Berita Terkait
-
Tinggalkan 'Jejak' Perlawanan, Aliansi Perempuan Tuntut Penghentian Kekerasan Negara
-
DPR 'Buka Jalan': Mahasiswa Akan Temui Pemerintah Bahas Tuntutan Krusial Besok
-
Siapa Wibawanto Nugroho Widodo? Narsum Debat Bareng Ferry Irwandi, Punya Rekam Jejak Mentereng
-
Dasco Minta Maaf Atas Kekeliruan DPR di Depan Mahasiswa: Hentikan Tunjangan, Moratorium Kunjungan LN
-
Intip Kekayaan Budiman Sudjatmiko: Mengaku Punya Rp1 M, Ternyata Hartanya Enam Kali Lipat!
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
-
Bisnis Riza Chalid Apa Saja? Sosok Koruptor Berjulukan The Gasoline Godfather
Terkini
-
Rangkul Tokoh Publik, Puan Maharani Minta Maaf! DPR Janji Transformasi Usai Gelombang Protes
-
Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
-
Bakar Ban saat Demo Berujung Petaka, Mahasiswa PMII Terbakar Selepas Massa Bakar Ban
-
Daftar Sanksi Ini Dijatuhkan kepada Bripka Rohmat, Sopir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan
-
Aksi Kamisan Mengenang 21 Tahun Kepergian Munir, Tuntutan Keadilan Tak Pernah Padam
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis
-
Nadiem Bisa Lolos? Mahfud MD Temukan 1 Kesalahan Fatal di Kasusnya