Bukan hanya isu-isu sosial yang dibacarakan, namun isu lingkungan pun jadi pembahasan.
Salah satu orang yang bersuara di aksi Kamisan kali ini adalah Sekar dari Greenpeace Indonesia.
“Alih-alih pemerintah menghukum orang-orang yang melakukan vandalisme, merusak hutan kita, membuat lubang-lubang tambang baru, dan merusak semua ini,” ujarnya dengan rasa marah dan kecewa.
Lainnya, Petrus dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkarya juga bersuara bahwa para demonstrasi malah disebut penghianat, perusak negri, dan sebagai tindakan makar, Petrus juga menyuarakan tentang pidato Soekarno pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945.
“Yang lebih parahnya lagi, kita, rakyat, para demonstran, malah disebut penghianat, perusak negri, dan sebagai tindakan makar!!” ucapnya dengan penuh amarah.
Kehadiran para peserta Aksi Kamisan hari ini, meskipun jumlahnya tidak sebanyak demonstrasi besar-besaran di DPR, membawa resonansi yang kuat.
Mereka mengingatkan bahwa di tengah hiruk pikuk isu-isu kontemporer, PR besar pemerintah terkait penegakan HAM di masa lalu tidak boleh dilupakan.
Kehadiran mereka seolah menjadi jembatan antara tuntutan keadilan masa lalu dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Aksi Kamisan terus menjadi oase perjuangan tanpa kekerasan, sebuah pengingat abadi bahwa keadilan adalah hak asasi setiap warga negara, yang harus terus diperjuangkan, tak peduli berapa lama waktu berlalu.
Reporter: Safelia Putri
Baca Juga: Pemerintah Respons Sorotan PBB Soal Pelanggaran HAM Saat Demo: Tanpa Diminta Pun Kami Sudah Bergerak
Berita Terkait
-
Presiden Prabowo Gariskan Aturan Main Demo: Minta Izin, Damai, dan Bubar Pukul 18.00
-
Prabowo Naikkan Pangkat Polisi Korban Demo, Warganet Geram: Aspirasi Rakyat Kapan Didengar?
-
Viral 17+8 Tuntutan Rakyat untuk Presiden, DPR, TNI, dan Polri: Cek Isi Lengkapnya di Sini!
-
Prabowo Minta Masyarakat Percaya Pemerintah: Jangan Mau Diadu Domba!
-
Ini Pernyataan Lengkap Presiden Prabowo Merespons Aksi Anarkis di Sejumlah Daerah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang
-
Tri Tito Lantik Anggieta Bestari Tabo sebagai Ketua TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Papua Pegunungan
-
Bikin Korban Malu, Pria Ini Ditangkap Usai Jual Tiket BLACKPINK Palsu Seharga Rp5 Juta
-
Berkas Korupsi RSUD Rampung, Bupati Koltim Abdul Azis Cs Segera Diadili
-
Kisruh PBNU, Kader Muda Serukan Patuhi AD/ART dan Hormati Ikhtiar Islah Kiai Sepuh
-
Akhir Perjuangan Ibu Ronald Tannur, Dijebloskan ke Lapas Pondok Bambu Buntut Suap Hakim
-
Prananda Prabowo di Bali, Buka Liga Kampung Soekarno Cup II dengan Doa untuk Korban Bencana
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat