- Tragedi mushola ambruk di Ciomas terjadi saat warga menggelar "Maulid Munggu," sebuah tradisi kearifan lokal Sunda untuk menyambut bulan Maulid.
- Apa sebenarnya tradisi ini dan bagaimana sebuah perayaan suka cita berubah menjadi duka lara?
Suara.com - Bagi puluhan jemaah Majlis Ta'lim Asobiyah di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa barat Minggu pagi, 7 September 2025, bukanlah sekadar pengajian rutin. Hari itu adalah hari istimewa.
Mereka berkumpul untuk menggelar "Maulid Nabi" sebuah perayaan penuh suka cita untuk menyambut datangnya bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Namun, tradisi yang seharusnya diwarnai lantunan shalawat dan kehangatan silaturahmi itu seketika berubah menjadi jerit tangis dan kepanikan.
Bangunan mushola tempat mereka beribadah runtuh, menorehkan luka mendalam pada sebuah kearifan lokal yang telah dihidupi turun-temurun.
Bagi masyarakat di luar tatar Sunda, istilah "Munggu" atau "Munggahan" mungkin lebih akrab terdengar menjelang bulan Ramadhan.
Munggahan adalah tradisi berkumpul, makan bersama, dan saling bermaafan untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan puasa.
Prinsip yang sama juga berlaku untuk Maulid Munggu. Ini adalah wujud ekspresi kebahagiaan masyarakat dalam menyongsong bulan Maulid.
Makna: Secara harfiah, Munggu berarti "menjelang" atau "memasuki." Ini adalah acara "pembuka" sebelum rangkaian perayaan Maulid yang lebih besar.
Aktivitas: Biasanya diisi dengan doa bersama, pembacaan shalawat, ceramah agama, dan sering kali ditutup dengan makan bersama atau cucurak.
Baca Juga: Pergi Mengaji untuk Menyambut Maulid, Pulang Tanpa Nyawa: Kisah Pilu di Balik Tragedi Mushola Ciomas
Tujuan: Lebih dari sekadar seremoni, Maulid Munggu adalah sarana untuk mempererat tali persaudaraan (silaturahmi), memupuk kecintaan kepada Nabi, dan mempersiapkan hati untuk menyambut hari kelahiran Rasulullah.
Di Kampung Sukamakmur, tradisi inilah yang sedang dihidupi oleh para jemaah pagi itu, hingga takdir kelam mengubah segalanya.
Suasana di Mushola Majlis Ta'lim Asobiyah pagi itu digambarkan penuh semangat.
Lantunan shalawat dari ibu-ibu dan anak-anak menggema, menciptakan atmosfer spiritual yang kental.
Mereka sedang menjalankan tradisi leluhur, sebuah penanda budaya yang membanggakan.
Nahas, struktur bangunan tak mampu menopang semangat mereka. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Ade Hasrat, mengonfirmasi bahwa musibah terjadi tepat di tengah puncak acara.
"Tim dapat informasi dari kepala desa Sukamakmur telah terjadi bencana majelis berlantai 2 ambruk pada saat kegiatan maulid diperkirakan lebih dari 50 orang tertimpa bangunan," ungkapnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi ironi yang menyakitkan sebuah acara yang bertujuan untuk merayakan kehidupan dan kebersamaan justru menjadi lokasi tragedi yang merenggut nyawa.
Tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka saat sedang menjalankan ibadah sekaligus melestarikan budaya.
Bagi warga setempat, Mushola Majlis Ta'lim Asobiyah bukan hanya tempat salat. Bangunan itu adalah jantung dari kegiatan sosial dan keagamaan mereka. Di sanalah tradisi seperti Maulid Munggu, pengajian rutin, hingga TPA untuk anak-anak diselenggarakan.
"Setiap ada acara besar, ya kumpulnya di situ. Tempat itu yang menyatukan kami. Sekarang hancur, rasanya seperti kehilangan rumah kami bersama," tutur salah seorang warga dengan tatapan kosong.
Runtuhnya mushola ini bukan hanya kerugian material. Ini adalah hilangnya sebuah ruang di mana nilai-nilai komunitas dan tradisi lokal dipupuk dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tragedi Maulid Munggu di Ciomas menjadi pengingat pahit bahwa di balik setiap perayaan budaya, ada ruang-ruang fisik yang harus dipastikan keamanannya agar suka cita tidak berganti menjadi duka lara.
Tag
Berita Terkait
-
Pergi Mengaji untuk Menyambut Maulid, Pulang Tanpa Nyawa: Kisah Pilu di Balik Tragedi Mushola Ciomas
-
Tragedi Maulid! Mushola di Ciomas Bogor Ambruk Saat Pengajian, 3 Orang Tewas dan Puluhan Luka-Luka
-
Maulid Nabi Bukan Sekadar Seremoni: Menag Ajak Renungkan Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Nyata
-
Ragunan Dipadati 18 Ribu Pengunjung di Hari Pertama Libur Maulid Nabi
-
Sambut Maulid Nabi: 10 Untaian Doa Terbaik untuk Ungkapkan Cinta dan Rindu pada Rasulullah
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
Terkini
-
Lagi Rapat dengan Driver Ojol, Dasco Dipanggil Presiden Prabowo ke Istana
-
Ini Rincian Tunjangan DPRD Kabupaten Bogor yang Naik 100 Persen di Tengah Jeritan Rakyat
-
Diperiksa KPK Terkait Korupsi Kuota Haji, Ustaz Khalid Basalamah Penuhi Panggilan Ulang
-
Beda Kekayaan Sri Mulyani vs Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Tanpa Utang?
-
Jadi Sorotan Dunia, Media Asing 'Kuliti' Sosok Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Pengganti Sri Mulyani
-
Heboh Sri Mulyani Dituduh Agen CIA, Ini 4 Tokoh Dunia yang Ternyata Mata-Mata Sungguhan
-
Serikat Ojol Ngadu ke DPR Minta Perpres Perlindungan Pekerja, Dasco Akan Temui Prabowo Siang Ini
-
Ragukan Hasil Tes DNA Polri, Lisa Mariana Ngotot Minta Ulang di Singapura di RS Mount Elizabeth
-
Digaji Fantastis, Kinerja DPRD Kabupaten Bogor Dipertanyakan: Tak Terdengar dan Tak Terlihat?
-
Berakhir Pelarian Sopir Bank Jateng Gondol Rp10 Miliar, Kabur Seminggu Habiskan Rp300 Juta