Suara.com - Khadga Prasad Sharma Oli, atau yang lebih dikenal luas sebagai KP Sharma Oli, telah menjadi salah satu figur paling berpengaruh dan kontroversial dalam lanskap politik Nepal modern.
Setelah tiga kali menjabat sebagai Perdana Menteri, ia akhirnya mengundurkan diri pada 9 September 2025, menyusul gelombang demonstrasi besar-besaran yang mengguncang Nepal.
Pengunduran diri ini menandai akhir dari era kepemimpinan yang ditandai oleh kebijakan nasionalis, namun juga didera tuduhan korupsi dan langkah-langkah otoriter.
Jejak Karir Politik yang Penuh Liku
Lahir pada 22 Februari 1952 di desa Iwa, distrik Tehrathum, Nepal Timur, K.P. Sharma Oli tumbuh dalam keluarga petani Brahmana.
Sejak usia muda, ia telah terlibat dalam politik radikal, terpengaruh oleh ideologi Marxisme-Leninisme dan gerakan anti-Panchayat.
Pada usia 18 tahun, ia bergabung dengan faksi Partai Komunis Nepal dan akibat aktivitas politiknya, Oli harus mendekam di penjara selama hampir 14 tahun antara 1973 hingga 1987, termasuk empat tahun dalam sel isolasi.
Setelah dibebaskan, karir politiknya melesat. Ia menduduki berbagai posisi penting, termasuk anggota komite pusat Partai Komunis Nepal (Marxist–Leninist), Kepala Departemen Luar Negeri CPN (UML), dan pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Nepal pada tahun 1994-1995.
KP Sharma Oli pertama kali menduduki kursi Perdana Menteri Nepal pada Oktober 2015, dan kembali menjabat pada Februari 2018.
Baca Juga: Video Massa Demo Diduga Geruduk Rumah Presiden Nepal, Foto Wajahnya Langsung Dilempar ke Lantai
Ia menjadi Perdana Menteri pertama yang diangkat setelah pemilihan umum di bawah konstitusi baru Nepal. Periode terakhirnya sebagai Perdana Menteri dimulai pada Juli 2024.
Kepemimpinan, Nasionalisme, dan Badai Kontroversi
Selama masa kepemimpinannya, K.P. Sharma Oli dikenal karena sikapnya yang tegas dan nasionalis.
Ia mengambil sikap keras terhadap pemerintah India, terutama selama blokade Nepal tahun 2015, dan berupaya memperkuat hubungan bilateral dengan Tiongkok sebagai alternatif dari ketergantungan ekonomi Nepal pada India.
Salah satu langkah kontroversialnya adalah memperbarui peta Nepal melalui amendemen konstitusi yang mencakup wilayah sengketa dengan India, sebuah tindakan yang memupuk citranya sebagai pemimpin nasionalis.
Namun, masa jabatan Oli juga dirusak oleh berbagai kontroversi. Ia menghadapi kritik luas atas gaya kepemimpinan yang dianggap otoriter, termasuk pembungkaman terhadap media dan penunjukan pejabat berdasarkan kedekatan politik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045