- ICW merasa pihak DPR belum memberikan respons atas permintaan transparansi mengenai gaji dan tunjangan.
- Mereka datang untuk meminta salinan dokumen usai DPR menghentikan tunjangan rumah dinas.
- ICW merasa semuanya harus terbuka, termasuk pendapatan anggota DPR sekarang.
Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali mendatangi Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, untuk mengirimkan surat keberatan.
Hal itu dilayangkan lantaran ICW merasa pihak DPR belum memberikan respons atas permintaan transparansi mengenai gaji dan tunjangan anggota dewan.
Peneliti ICW, Seira Tamara, menyampaikan sebelumnya ICW telah mengajukan surat terkait permintaan informasi rinci mengenai tunjangan, gaji, dan juga uang harian hingga uang kunjungan kerja ke Sekretariat Jenderal DPR RI, namun belum direspons.
"Jadi tidak hanya informasi mengenai tunjangan dan gaji tetapi kami juga meminta laporan pertanggung jawaban atas dana untuk kunjungan dapil dan dana reses," kata Seira ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
"Karena sudah lewat dari 10 hari kerja dan tidak ada tanggapan sama sekali terhadap permintaan informasi tersebut hari ini, 12 September, kami datang memberikan surat keberatan atas permintaan informasi yang tidak ditanggapi," sambungnya.
Selain itu, Seira mengatakan ICW juga kali ini datang untuk meminta salinan dokumen usai DPR menghentikan tunjangan rumah dinas dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri.
"Karena belum ada dokumennya, maka kami melakukan permintaan informasi untuk bisa mendapatkan salinan dari dokumen tersebut," katanya.
Ia mengatakan, maksud ICW tersebut agar semua lebih jelas soal apa saja yang didapatkan oleh anggota dewan sekarang.
"Makanya kami merasa perlu untuk mendapatkan kejelasan informasi terkait hal itu dan kami memintakan salinan dokumennya hari ini," ujarnya.
Baca Juga: Rahayu Saraswati Tinggalkan DPR: Pengakuan Mengejutkan dan Spekulasi Kabinet Prabowo Mencuat
ICW merasa semuanya harus terbuka, termasuk pendapatan anggota DPR sekarang.
"Justru hal itu yang ingin kami ketahui lebih dalam melalui permintaan informasi ini. Karena tanpa adanya informasi yang lebih rinci yang bisa didapatkan melalui dokumen tertulis, maka semuanya hanya akan berdasarkan asumsi," katanya.
Ia menilai, adanya keterbukaan juga untuk mencegah adanya asumsi-asumsi yang tak berdasar justru beredar di masyarakat.
"Akan lebih tepat untuk bisa mengeluarkan dokumennya sekaligus agar publik bisa langsung melihat bahwa oh, segini rincian dan detail dari take home pay yang diterima dan rinciannya apa saja. Bukan hanya nominal akhirnya, tetapi juga untuk komponen apa saja. Apakah tunjangan beras, tunjangan istri atau suami dan lain sebagainya," pungkasnya.
Adapun surat keberatan ICW ini diterima oleh bagian PPID. Belum ada pernyataan dari Sekretariat DPR RI mengenai adanya surat dari ICW tersebut.
Berita Terkait
-
Venna Melinda: Anggota DPR Tak Boleh Memperkaya Diri
-
Mundur dari DPR RI, Mengintip Isi Garasi Rahayu Saraswati
-
Keponakan Presiden Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari DPR Kariernya Disorot
-
Rahayu Saraswati Tinggalkan DPR: Pengakuan Mengejutkan dan Spekulasi Kabinet Prabowo Mencuat
-
Dituding Sindir Penjarah, Eko Patrio Klarifikasi Perkara Konten Maling Minyak Goreng
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?
-
Mendagri Tito Minta Pemda Segera Lakukan Sinkronisasi Program, Agar Tak Boros Anggaran
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?