- Tiga asosiasi pengusaha kunci (GAPEMBI, APMAKI, ASPRADAM) secara solid mendukung rekomendasi MUI
- Industri nasional menyatakan siap memproduksi hingga 10 juta unit food tray per bulan
- Program MBG menargetkan 82,9 juta penerima manfaat dengan anggaran Rp71 triliun
Suara.com - Kepastian jaminan halal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan penuh dari para pelaku industri. Tiga asosiasi pengusaha raksasa menyatakan siap mengawal dan menyukseskan program ambisius ini, sejalan dengan rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketiga asosiasi tersebut, yaitu Gabungan Pengusaha Dapur Makan Bergizi Indonesia (GAPEMBI), Asosiasi Pengusaha Wadah Makan Indonesia (APMAKI), dan Asosiasi Produsen Alat Dapur dan Makan (ASPRADAM), menegaskan komitmen mereka sebagai mitra strategis pemerintah.
Dalam konferensi pers bersama di Telaga Senayan, Jakarta, Jumat (12/9/2025), mereka menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan seluruh pemangku kepentingan.
Fokus utama mereka adalah memastikan setiap peralatan makan yang digunakan dalam program ini, mulai dari nampan makanan (food tray) hingga alat dapur, tidak hanya higienis dan aman, tetapi juga memenuhi standar halal yang ketat.
"Dukungan kami ini mencakup penyediaan food tray dan perlengkapan makan lain yang aman untuk kesehatan sesuai dengan standar Nasional Indonesia (SNI) dan bersertifikasi halal guna memastikan kelancaran program MBG di seluruh Indonesia," ujar Sekjen APMAKI, Ardy Susanto dalam keterangannya, Minggu (14/9/2025).
Ardy Susanto mengungkapkan bahwa kapasitas produksi industri dalam negeri sangat siap untuk memenuhi permintaan masif dari program ini.
Dengan estimasi produksi mencapai 10 juta unit food tray per bulan atau sekitar 100 juta unit per tahun, para produsen lokal siap mengambil alih pasar yang selama ini banyak diisi oleh produk impor.
"Dengan kapasitas tersebut, produsen dalam negeri siap mengambil alih sebagian besar pasokan yang selama ini diimpor dari luar negeri, sekaligus menjamin standar kehalalan, keamanan, dan kualitas yang sesuai rekomendasi MUI, SNI dan kebutuhan BGN," ungkap dia.
Lebih dari itu, Ardy menegaskan komitmen ini juga menjadi benteng untuk melindungi program MBG dari produk-produk berkualitas rendah atau "abal-abal". Ia menyoroti banyaknya produk KW di pasaran yang menggunakan bahan tidak sesuai spesifikasi bahkan berani mencatut logo SNI palsu.
Baca Juga: Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
“Dengan melibatkan produsen dalam negeri, kualitas peralatan makan dalam program MBG akan lebih terjamin dan masyarakat terlindungi dari produk abal-abal. Kami berkomitmen hanya menghadirkan produk sesuai SNI dan standar Halal,” tandas Ardy.
Dukungan serupa datang dari Ketua Umum GAPEMBI, H. Alven Stony, yang menekankan kesiapan para pengusaha dapur makan. Mereka siap menyediakan dapur yang tidak hanya higienis dan sesuai standar gizi, tetapi juga patuh pada prinsip kehalalan.
"Kami juga menghimbau agar para kepala SPPG bisa pro aktif dalam memastikan SPPG yang mereka kelola menggunakan peralatan makan dan dapur yang bersertifikat halal dan memastikan aspek thoyib sesuai rekomendasi MUI yang ditujukan kepada kepala BGN," tutur Alven.
Skala program MBG memang luar biasa besar. Berdasarkan data BGN yang dipaparkan di Komisi IX DPR RI, target penerima manfaat mencapai 82,9 juta orang pada 2025 dengan anggaran fantastis Rp71 triliun. Angka ini akan terus meningkat, menunjukkan kebutuhan logistik yang berkelanjutan.
Menjawab tantangan ini, Ketua APMAKI, Alie Cendrawan, menambahkan bahwa kapasitas produksi industri wadah makan saat ini sudah mencapai 8,5 juta set per bulan dan siap ditingkatkan.
Hal ini diamini oleh ASPRADAM yang memiliki kemampuan produksi 2 juta set peralatan dapur per bulan dan siap menambah fasilitas produksi.
Berita Terkait
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Guru Ikut Makan MBG Malah Dituduh Ambil Hak Siswa, Ini Klarifikasinya!
-
2 Keberanian Menkeu Purbaya di Mata Ernest Prakasa: MBG Perlu Dievaluasi dan Ungkap Penyebab Demo
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo