- Penculikan kepala bank MIP adalah kejahatan terorganisir yang direncanakan selama dua bulan oleh 18 orang
- Aksi penculikan dipicu oleh kegagalan para tersangka dalam membujuk pejabat bank untuk bekerja sama
- Meskipun penculikan berhasil dilakukan, rencana lanjutan untuk membawa korban ke safe house gagal
Suara.com - Misteri kasus penculikan yang menimpa seorang kepala cabang pembantu (KCP) bank di Jakarta Pusat, berinisial MIP (37), akhirnya terkuak. Polda Metro Jaya membeberkan kronologi lengkap dari sebuah rencana kejahatan yang disusun selama dua bulan oleh komplotan besar berjumlah 18 orang, termasuk keterlibatan dua oknum TNI.
"Penculikan oleh 18 orang tersangka, termasuk dua orang oknum TNI itu ternyata telah direncanakan sejak Juni 2025," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Berikut adalah runutan lengkap penyelidikan polisi dari awal perencanaan hingga akhir yang tragis bagi korban:
Juni 2025: Awal Mula Rencana Jahat
Semua berawal dari niat para tersangka untuk memindahkan uang dari rekening pasif (dormant) ke rekening penampungan yang telah mereka siapkan.
"Salah satu tersangka, yakni C alias Ken yang memiliki data rekening 'dormant' di sejumlah bank, pada Juni 2025, menghubungi tersangka motivator Dwi Hartono (DH) untuk menyiasati pemindahan dana dari rekening itu," ungkap Wira.
C bahkan telah menyiapkan tim IT khusus, namun mereka terbentur satu masalah yakni pemindahan dana butuh otoritas setingkat kepala cabang.
"Sehingga pelaku atas nama C mengajak DH unjuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut ke rekening yang sudah disiapkan atau rekening penampungan," lanjut Wira sebagaimana dilansir Antara.
30 Juli 2025: Otak Kejahatan Berkumpul
Baca Juga: Motif Pembunuhan Bankir Terungkap: Ingin Kuras Rekening Tidur, Libatkan 2 Oknum Kopassus
Rencana semakin matang. Dua tersangka lain, DH dan AAM, yang menjadi otak penculikan bersama C, menggelar pertemuan khusus.
"Kemudian pada 30 Juli 2025, C alias K bersama dengan pelaku DH dan AAM melakukan pertemuan. Hal tersebut dikarenakan C alias K memiliki informasi terkait data rekening pasif di Bank BRI," kata Wira.
12 Agustus 2025: Opsi Kekerasan Dipilih
Setelah berbagai upaya pendekatan untuk mengajak kerja sama KCP bank gagal, para tersangka memutuskan menempuh jalur kekerasan. Kebetulan, mereka sudah mengantongi kartu nama korban, Ilham Pradipta.
"Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 2025, C alias K bersama dengan DH berkomunikasi melalui WhatsApp dan di dalam komunikasi tersebut, mereka memutuskan untuk memilih untuk melakukan pemaksaan dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan. Setelah itu, korban dilepaskan," jelas Wira.
16-18 Agustus 2025: Perekrutan Eksekutor dan Pembagian Tim
DH mulai bergerak mencari eksekutor lapangan. Pada 16 Agustus, ia bertemu tersangka JP di Cibubur.
"Menindaklanjuti permintaan DH, tersangka JP kemudian bertemu oknum TNI, yakni Sersan Kepala (Serka) N, pada 17 Agustus 2025, tepatnya pukul 09.00 WIB," kata Wira.
Sehari setelahnya, pada 18 Agustus, para perencana utama (DH, JP, Serka N, AAM) bertemu di sebuah kafe di Cibubur untuk membagi tugas.
"Di dalam pertemuan tersebut, DH dan AAM bertugas untuk menyiapkan tim yang akan mencari alamat korban, serta mengikuti korban dan tim tersebut terdiri dari tiga orang, yang pertama adalah saudara R, saudara E dan saudara B," papar Wira.
JP kemudian menghubungi tersangka AW untuk membentuk tim pengintai kedua. Sementara itu, Serka N merekrut rekannya.
"Saudara N menghubungi saudara (Kopda) FH, yang bertugas atau pun yang disiapkan untuk tim yang akan melakukan penculikan terhadap korban," tambah Wira.
19-20 Agustus 2025: Eksekusi Penculikan
Pada 19 Agustus, Kopda FH memberikan briefing kepada tim eksekutor (E, B, R, dan A) di Cijantung.
"Saudara F menunjukkan foto (korban) kepada tim saudara E, lalu memberitahukan untuk menjemput paksa korban dan mengantarkan kepada tim yang disiapkan oleh JP," kata Wira.
Eksekusi dilakukan keesokan harinya.
"Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2025, setelah dilakukan pembuntutan terhadap korban, kemudian sekitar pukul 15.30 WIB di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jaktim, korban berhasil diculik oleh tim yang terdiri dari pelaku E, R, B, R dan A," ujar Wira.
Korban diculik menggunakan mobil Avanza putih. Malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, terjadi serah terima korban di Kemayoran.
"Korban yang tadinya di Avanza warna putih digeser ke mobil Fortuner warna hitam, tepatnya di Kemayoran, Jakpus sekitar pukul 21.00 WIB," kata Wira.
Di sana, tim eksekutor kedua (JP, N, U, dan D) menunggu tim penjemput untuk membawa korban ke sebuah safe house. Namun, rencana berantakan.
"Namun karena tim penjemput tidak kunjung datang, sedangkan korban kondisinya korban sudah agak lemas, akhirnya korban dibuang di daerah Serang Baru dalam keadaan kondisi kaki dan tangan masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban," tutur Wira.
21 Agustus 2025: Penemuan Korban
Keesokan paginya, rencana jahat itu berakhir. Pada 21 Agustus 2025 sekitar pukul 05.30 WIB, Polsek Cikarang mendapatkan laporan dari warga terkait adanya temuan mayat di sebuah area persawahan wilayah Serang Baru.
Berita Terkait
-
Motif Pembunuhan Bankir Terungkap: Ingin Kuras Rekening Tidur, Libatkan 2 Oknum Kopassus
-
Polda Metro Jaya Bentuk Tim Khusus Cari Tiga Mahasiswa yang Hilang
-
Peran 2 Anggota Kopassus di Kasus Pembunuhan Kacab Bank: Atur Penculikan hingga Buang Jasad
-
Terungkap! Ini Identitas Dua Prajurit Elite Kopassus yang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN
-
Motif Aksi Pembunuhan Kacab Bank BUMN Masih Misterius, Keluarga Desak Polisi Blak-blakan!
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Capai Ribuan Orang, Ini Rute Konvoi Demo Ojol di Jakarta: Bawa 7 Tuntutan ke Istana hingga DPR!
-
Bakal Patroli, Menkeu Purbaya Siap Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Serap Dana
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara