Suara.com - Penempatan personel TNI untuk pengamanan gedung DPR RI dinilai justru membangun 'benteng' tak kasat mata antara rakyat dan para wakilnya.
Alih-alih memberi rasa aman, langkah ini dikritik karena menciptakan jarak psikologis dan suasana mencekam.
Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Arif Maulana, menyebut keberadaan militer di parlemen menunjukkan situasi yang kontradiktif.
"Dengan dijaga oleh tentara, ini menjauhkan wakil rakyat, para anggota DPR dengan masyarakatnya. Masyarakat justru takutnya kayak semacam seolah-olah situasinya enggak aman harus ada tentara, seperti berasa darurat militer," kata Arif saat dihubungi Suara.com, Kamis (18/9/2025).
Menurutnya, penugasan ini juga tidak sejalan dengan tuntutan 17+8 yang disuarakan masyarakat sipil pasca-demo, yang salah satu poinnya menarik TNI dari ranah pengamanan sipil.
"Alih-alih menjawab tuntutan itu, yang terjadi justru malah sekarang ini kan gejalanya militer justru ditempatkan di urusan-urusan sipil," kata Arif.
YLBHI mendesak agar militer segera ditarik dan dikembalikan ke fungsi pertahanan sesuai amanat UU TNI.
"Penjagaan cukup oleh kepolisian. Selama ini saja tidak dijaga tentara saja masyarakat kesulitan untuk ke DPR. Dan sudah takut, khawatir ke DPR karena penjagaannya sangat ketat dan berlapis," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyebut, personel TNI akan tetap disiagakan untuk menjaga simbol kedaulatan negara, khususnya di Gedung DPR RI serta instansi pemerintah vital lainnya.
Baca Juga: Wamenkum Peringatkan DPR: Semua Tahanan Bisa Bebas Jika RUU KUHAP Tak Segera Disahkan
Penjagaan ini akan terus berlanjut hingga situasi dinilai benar-benar kondusif, meskipun kondisi Ibu Kota saat ini mulai disebut stabil.
"TNI akan menjaga simbol kedaulatan negara di DPR, jadi saya sudah menyetujui dan Panglima akan menindaklanjuti... bahwa instalasi DPR akan dijaga oleh TNI," kata Sjafrie di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Mengenai durasi penjagaan, ia menyebut hal ini akan berlangsung hingga situasi lebih kondusif lagi, meskipun kondisi Ibu Kota saat ini mulai disebut stabil pasca-dinamika politik belakangan ini.
Saat ditanya lebih lanjut apakah ini berarti situasi saat ini belum sepenuhnya aman, Sjafrie menjawab secara diplomatis.
"Ya, terserah penilaian situasi, kalau memang diperlukan kita harus ada di tengah-tengah rakyat," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
Jejak 'Uang Haram' Zarof Ricar Terendus, Aset Baru Rp 35 M Atas Nama Anak Ikut Disita
-
Babak Baru Korupsi Proyek Jalan Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex Noerdin Jadi Tersangka Selanjutnya?
-
Ketua Komisi X DPR Soroti Kasus Kepsek SMPN 1 Prabumulih, Ingatkan Bahaya Intervensi Kekuasaan
-
Jejak Hitam Zarof Ricar: Kejagung Sita Harta Karun Rp35 M, Tanah Korupsi Disamarkan Atas Nama Anak