- Jerry Greenfield, pendiri Ben & Jerry's, mengundurkan diri.
- Unilever dituduh telah membungkam misi sosial Ben & Jerry's.
- Greenfield mundur karena perusahaan tak lagi sejalan dengan nuraninya.
Suara.com - Jerry Greenfield, salah satu pendiri Ben & Jerry’s, memutuskan keluar dari perusahaan setelah 47 tahun bergabung, karena merasa misi sosial yang dulu menjadi identitas merek telah dibungkam oleh perusahaan induk, Unilever.
Ben Cohen, rekan Greenfield, mengunggah surat pengunduran diri sahabatnya itu di media sosial.
“Setelah 47 tahun, Jerry telah membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri dari perusahaan yang kita bangun bersama. Saya ingin menyampaikan kata-katanya saat ia mengundurkan diri dari Ben & Jerry's. Warisannya layak untuk tetap setia pada nilai-nilai kita, bukan dibungkam oleh @MagnumGlobal #FreeBenAndJerrys,” tulisnya di akun X @YoBenCohen pada Rabu, 17 September 2025.
Greenfield menyatakan bahwa keputusannya keluar dari perusahaan yeng membesarkan namanya itu adalah keputusan terberat yang pernah dibuatnya.
Namun dia tidak bisa lagi bertahan dengan hati nurani yang bersih karena hilangnya kebebasan berbicara perusahaan dalam isu-isu sosial.
Greenfield menjelaskan bahwa selama dua dekade terakhir, Ben & Jerry’s dikenal aktif menyuarakan keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Namun, dia merasa perusahaan kini dibungkam oleh Unilever, terutama di saat Amerika Serikat menghadapi serangan terhadap berbagai kelompok minoritas dan hak sipil.
Ben & Jerry’s terkenal bukan hanya karena rasa es krimnya yang unik, tetapi juga karena komitmennya terhadap nilai-nilai progresif.
Greenfield menyesalkan bahwa dalam masa krusial ini, perusahaan tidak lagi bebas bersuara karena takut mengganggu kepentingan pihak yang berkuasa.
Baca Juga: Kisah Haru Wanda Hamidah di Pelabuhan Sisilia: Berbagi Sedih dan Bahagia Demi Palestina
Ketegangan antara Ben & Jerry’s dan Unilever telah memuncak sejak merek es krim itu menyuarakan dukungan untuk warga Palestina di tengah konflik Israel-Gaza.
Melansir Reuters, dalam beberapa bulan terakhir, Ben & Jerry's menjadi satu-satunya merek ternama yang menyuarakan isu-isu seperti Gaza dan sikap Presiden Donald Trump terkait imigrasi, sementara perusahaan-perusahaan AS lainnya menarik diri dari janji keberagaman, dan para eksekutif mereka sebagian besar menahan diri untuk tidak mengomentari kebijakan Gedung Putih.
Namun kini, Greenfield mengatakan bahwa kini perusaahaan yang menaunginya selama beberapa dekade itu kini tidak mampu lagi memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.
Di akhir suratnya tersebut, Greenfield mengungkap bahwa dirinya tidak bisa lagi bertahan di perusahaan yang sudah tak sejalan lagi dengan nuraninya.
“Ini lebih dari sekadar es krim, ini adalah cara untuk menyebarkan cinta dan mengajak orang lain untuk memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan dunia yang lebih baik. Menyimpulkan bahwa hal ini tidak memungkinkan di Ben & Jerry’s, yang berarti saya tidak bisa lagi menjadi bagian dari Ben & Jerry’s,” tutup Greenfield dalam suratnya.
Kontributor : Rizka Utami
Berita Terkait
-
Donald Trump Sambut Positif Desakan Perdamaian di Gaza, Pencitraan Semata?
-
Gaza Diblokade, Warga Israel Geruduk Rumah Netanyahu: Akhiri Perang!
-
Dua Pekan Tertahan di Tunisia, Air Mata Haru Iringi Pelayaran Wanda Hamidah ke Gaza
-
Wanda Hamidah Niat Berlayar ke Gaza, Tertahan di Tunisia karena Teror Drone
-
Aktivis Gelar Aksi Protes Provokatif Terhadap Israel, Main Bola Gunakan Replika Kepala Netanyahu
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cuma di Indonesia Diktator Seperti Soeharto Jadi Pahlawan, Akademisi: Penghinaan terhadap Akal Sehat
-
Pramono Anung Usul Revitalisasi Kota Tua dan Pembangunan RS Internasional Sumber Waras Masuk PSN
-
Buntut Rumah Hakim Dibakar, Jaksa KPK di Medan Kini Dikawal Ketat Selama Sidang Korupsi PUPR Sumut
-
Tak Ingin Insiden SMA 72 Terulang, Gubernur Pramono Tegaskan Setop Praktik Bullying di Sekolah
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat