News / Metropolitan
Kamis, 25 September 2025 | 10:22 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. [Suara.com/Fakhri]
Baca 10 detik
  • Tiga kasus dugaan keracunan akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Jakarta
  • Gubernur Jakarta enggan berkomentar, hanya berharap kasus tidak terulang
  • Penyebab pasti keracunan masih menunggu hasil uji laboratorium

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disorot usai muncul sejumlah dugaan kasus keracunan di Jakarta.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, sudah ada tiga kasus dan puluhan siswa mengalami gejala keracunan.

Namun, Gubernur Jakarta Pramono Anung memilih tidak banyak berkomentar.

Ia hanya menegaskan harapannya agar kejadian serupa tidak menimpa warga Jakarta.

"Nah untuk (keracunan akibat) MBG ya saya berdoa di Jakarta tidak terjadi," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Saat ditegaskan kembali bahwa kasus keracunan akibat MBG memang sudah terjadi di Jakarta, politisi PDIP itu tetap tidak memberi jawaban lebih jauh.

"Tegasnya adalah mendoakan, semoga tidak ada yang keracunan," ujarnya.

Ilustrasi makan bergizi gratis. [Ist]

Berdasarkan data BGN, kasus pertama terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pancoran Kalibata, Jakarta Selatan, pada 29 Agustus 2025.

Tiga orang dilaporkan mengalami gejala ringan. Dari hasil uji laboratorium, makanan MBG positif mengandung mikrobiologi.

Baca Juga: Pemkot Jaktim Bantah 6 Siswa SD di Pulogebang Keracunan MBG: Gejala Muntah Gegara Aroma Kol Rebus?

Kasus kedua tercatat di SPPG Khusus Koja, Jakarta Utara, pada 8 September 2025. Sebanyak 14 orang terdampak, meski hingga kini belum ada hasil uji laboratorium yang memastikan penyebab keracunan.

Terbaru, tujuh siswa SMAN 15 Jakarta mengalami mual setelah menyantap MBG pada Selasa (23/9/2025). Tiga di antaranya bahkan sempat dibawa ke rumah sakit.

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, membenarkan laporan tersebut.

"Itu tujuh orang, tiga orang di RSUD, empat orang di UKS. Gejalanya apa? Mual-mual, sakit perut aja," kata Nanik saat dikonfirmasi Republika, Selasa malam.

Ia menjelaskan, para siswa yang sempat dirawat sudah diperbolehkan pulang.

"Yang di RSUD pulang, yang di UKS pulang. Tinggal satu orang ketemu, dan juga itu mau pulang," ujarnya.

Load More