-
DKI sedang merumuskan bentuk kerja sosial sebagai sanksi bagi pelanggar aturan Kawasan Tanpa Rokok.
-
Opsi sanksi sosial bisa berupa kerja di fasilitas publik, tidak hanya di panti sosial.
-
DPRD DKI melalui Pansus KTR juga membahas sanksi lain, termasuk denda Rp10–50 juta bagi pengelola kawasan yang melanggar.
Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah mempertimbangkan pemberlakuan sanksi sosial berupa kerja sosial bagi pelanggar aturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta, Iqbal Akbarudin, menyebut mekanisme penerapan sanksi tersebut masih dalam tahap pembahasan bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Untuk kerja sosial ini memang kita sedang memformulasikan dari masing-masing OPD tuh seperti apa bentuknya gitu. Nanti kita aporkan kembali kalau sudah pasti bentuk kerja sosialnya apa," kata Iqbal kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).
Iqbal menambahkan, sanksi sosial bagi pelanggar KTR tidak harus terbatas pada aktivitas di panti sosial. Ia membuka opsi agar kerja sosial bisa dilakukan di berbagai fasilitas publik.
"Kan tersebar luas nih, tidak hanya di panti, mungkin bisa saja di jalan. Mungkin bisa saja di taman. Mungkin bisa saja di saluran. Mungkin bisa saja di perempatan jalan, dan lain-lain," tuturnya.
Pembahasan aturan ini berjalan seiring dengan proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) KTR di DPRD DKI Jakarta. Nantinya, tindak lanjut berupa keputusan gubernur akan menjadi dasar teknis pelaksanaan sanksi sosial.
"Nanti mungkin tindak lanjut dari perda itu ada keputusan Gubernur DKI Jakarta untuk kerja sosial itu," lanjut Iqbal.
Di sisi lain, Panitia Khusus (Pansus) KTR DPRD DKI tengah merumuskan pasal-pasal dalam raperda yang akan segera disahkan. Salah satunya terkait sanksi tegas bagi pengelola kawasan yang melanggar ketentuan KTR.
Wakil Ketua Pansus KTR, Abdurrahman Suhaimi, menjelaskan bahwa ada tiga jenis sanksi yang dibahas, mulai dari pidana, administratif, hingga sosial. Pidana berupa denda Rp10 juta sampai Rp50 juta sedang digodok, sementara opsi sanksi sosial mengarah pada kerja sosial di panti sosial milik Dinsos.
Baca Juga: PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
"Untuk sanksi, sementara ada sanksi pidana, sanksi sosial, sanksi administratif. Sanksi sosial itu pilihannya misalnya kerja di panti, dan seterusnya," kata Suhaimi.
Meski begitu, DPRD DKI masih menunggu masukan dari Dinsos terkait bentuk sanksi sosial yang dinilai paling tepat. "Kita minta nanti rekomendasi dari dinas sosial untuk memberikan rekomendasi atau masukkan apa kira-kira yang digolongkan dinas sosial untuk bagian dari sanksi pengelola yang tidak melaksanakan aturan-aturan yang ada," jelasnya.
"Jadi makanya kita tunggu dulu karena ini masih terbuka untuk mendapatkan masukan. Jadi nanti kita tunggu dari Dinas Sosial supaya memberikan masukan, supaya aplikatif," tambah Suhaimi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
'Tak Punya Tempat Curhat', Polisi Beberkan Latar Belakang Psikologis Pelaku Bom SMA 72 Jakarta
-
Roy Suryo Bantah Edit Ijazah Jokowi: Yang Seharusnya Tersangka Itu Orangnya
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah
-
Bukan Cuma Kapal, Ini Daftar Armada Basarnas yang 'Terparkir' Akibat Anggaran Dipangkas Rp409 M
-
Detik-detik Mencekam Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Terlihat Tenang Saat Eksekusi
-
Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Tuntut Keadilan dan Singgung Nama Silfester Matutina
-
Jadi Pembicara Kunci di COP30 Brasil, Sultan Baktiar Najamudin Tawarkan Gagasan Green Democracy
-
TOURISE 2025 Dibuka di Riyadh: Menteri Pariwisata Arab Saudi Bicara Inovasi dan Kolaborasi
-
AI Bigbox Permudah Fintech Verifikasi Identitas Pelanggan Lewat Solusi eKYC Canggih dan Aman
-
Wamenag Muhammad Syafi'i Soroti Kasus Gus Elham Yahya Cium Anak Kecil: Harus Dihentikan!