Suara.com - Kabar duka datang dari Ponpes Al Khoziny, atau yang lebih dikenal dengan Pondok Pesantren Buduran. Pada Senin, 29 September 2025, bangunan musala di asrama putra ambruk dan menimpa puluhan santri.
Polda Jawa Timur melaporkan, sebanyak 79 santri menjadi korban dalam peristiwa tragis ini. Satu di antaranya meninggal dunia, sementara puluhan lainnya tengah menjalani perawatan di RSI Siti Hajar dan RSUD RT Notopuro Sidoarjo.
Sementara salah seorang santri yang selamat menyebut bahwa jemaah salat Asar mencapai 100 orang sebelum kemudian tertimpa bangunan.
Hingga berita ini ditulis, proses evakuasi masih berlangsung. Tim SAR bekerja ekstra hati-hati tanpa menggunakan alat berat, demi menghindari runtuhan susulan.
Di depan kompleks pesantren, belasan ambulans terus siaga untuk membawa korban ke rumah sakit.
Tragedi ini bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga mengingatkan publik pada sejarah panjang Pesantren Al Khoziny yang salah satu pesantren tertua di Jawa Timur yang telah berusia lebih dari seabad. Lalu, siapa sebenarnya pendiri pondok pesantren ini, dan bagaimana kisah awal berdirinya?
Pendiri Ponpes AL Khoziny
Pesantren Al Khoziny berdiri di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Nama pondok diambil dari pendirinya, KH Raden Khozin Khoiruddin, yang oleh masyarakat lebih akrab disebut Kiai Khozin sepuh.
Beliau adalah menantu KH Ya’qub sekaligus pernah menjadi pengasuh Pesantren Siwalanpanji di periode ketiga.
Baca Juga: Tragedi Ponpes Al Khoziny: Musala Ambruk saat Salat Ashar, Puluhan Santri Tertimpa Reruntuhan!
Awalnya, kompleks di Buduran bukan dimaksudkan sebagai pondok besar, melainkan sebagai tempat tinggal bagi putranya, KH Moch Abbas, yang baru saja kembali dari menuntut ilmu selama sepuluh tahun di Makkah.
Namun, sambutan hangat masyarakat sekitar membuat kediaman tersebut berkembang pesat menjadi pusat pendidikan Islam.
KH Moch Abbas kemudian melanjutkan amanat ayahnya, mengajarkan tafsir Jalalain serta berbagai kitab kuning. Dari sinilah Pesantren Buduran mulai dikenal luas sebagai pusat pendidikan salaf.
Beberapa catatan menyebutkan pesantren berdiri pada tahun 1927, namun pengasuh generasi ketiga, KHR Abdus Salam Mujib, memperkirakan pondok ini telah ada sejak 1915–1920. Hal itu dikuatkan oleh kisah alumni sepuh yang pernah mondok di era tersebut.
Sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Timur, Ponpes Al Khoziny telah melahirkan banyak tokoh ulama yang berpengaruh di Nusantara. Beberapa di antaranya adalah:
- KH Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang dan tokoh pendiri NU.
- KH Abd Wahab Hasbullah, ulama besar dari Tambakberas, Jombang.
- KH Nawawi, pendiri Pesantren Ma’had Arriyadl, Kediri.
- KH Usman Al Ishaqi, pengasuh Alfitrah Kedinding, Surabaya.
- KH Umar, ulama terkemuka dari Jember.
Jejak para ulama ini menunjukkan bahwa Pesantren Buduran bukan hanya lembaga pendidikan lokal, tetapi juga pusat pembinaan ulama yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan Islam di Jawa Timur dan Indonesia.
Berita Terkait
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Musala Ambruk saat Salat Ashar, Puluhan Santri Tertimpa Reruntuhan!
-
Ambruknya Musala di Ponpes Al Khoziny, Puluhan Santri Dievakuasi
-
Harjo Sutanto, Pendiri Wings Group Wafat 102 Tahun dan Warisan Bisnisnya
-
Kekayaan Harjo Sutanto, Konglomerat Pendiri Wings Group Wafat di Usia 102 Tahun
-
Menyelami Silsilah Keluarga Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Haji dan Umrah Pertama Kabinet Prabowo
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa