- Anggota DPR RI Irma Suryani Chaniago menyoroti kebijakan BGN yang mewajibkan chef program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersertifikat
- Kritik ini muncul di tengah data BGN yang mengungkap adanya 4.711 korban keracunan massal dari program MBG
- Irma Suryani Chaniago adalah politisi senior Partai NasDem dengan latar belakang kuat sebagai aktivis buruh
Suara.com - Di tengah sorotan tajam publik akibat ribuan kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), suara lantang datang dari Senayan. Adalah Irma Suryani Chaniago, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, yang secara terbuka mengkritik kebijakan Badan Gizi Nasional (BGN) yang mewajibkan juru masak atau chef program MBG harus memiliki sertifikat memasak.
Data BGN sendiri mencatat sudah ada 4.711 penerima manfaat yang menjadi korban keracunan di seluruh Indonesia hingga 22 September 2025. Irma, politisi yang dikenal vokal, menilai kebijakan BGN tersebut sulit diimplementasikan di lapangan.
Menurut legislator dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II ini, mencari sumber daya manusia (SDM) bersertifikat chef dalam jumlah besar untuk menyukseskan program ini adalah sebuah tantangan besar. Ia lebih menekankan pada pengalaman praktis.
"Yang pasti untuk koki harus yang punya pengalaman di catering. Kalau wajib chef, SDM-nya yang susah," kata Irma, dikutip Senin (29/9/2025).
Irma menyoroti akar masalah yang menurutnya bukan pada ada atau tidaknya sertifikat, melainkan pada lemahnya sistem pengawasan. Ia menyebut, petugas pengontrol kualitas makanan yang selama ini ada tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak memiliki keahlian yang memadai.
"Kan sebetulnya sudah ada kontrolernya, hanya saja kemarin-kemarin tidak menjalankan tugasnya dengan baik, dan para kontroler tidak ahli di bidangnya," ucap Irma.
Namun, pihak BGN bersikukuh bahwa sertifikasi adalah langkah penting untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan. Wakil Kepala BGN, Nanik S Dayang, berpendapat bahwa seorang chef bersertifikat memiliki pengetahuan teknis dan manajemen dapur yang mumpuni.
"Ya kalau chef kan punya pengetahuan teknik memasak," kata Nanik.
Ia menambahkan, kompetensi ini mencakup manajemen waktu, distribusi makanan, hingga kelayakan bahan baku.
Baca Juga: Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Keracunan MBG, Lima Anak Dilarikan ke IGD!
"Kapan harus masak, kapan didistribusi, bahan bakunya layak enggak dipakai, dan lain-lain," jelasnya.
Siapa Sebenarnya Irma Suryani Chaniago?
Lahir di Metro, Lampung, pada 6 November 1965, Irma Suryani Chaniago telah malang melintang di dunia politik dan aktivisme sebelum menjadi salah satu suara paling kritis di DPR. Ia resmi menjadi anggota DPR-RI sejak 7 Desember 2021, menggantikan Percha Leanpuri yang meninggal dunia.
Jauh sebelum masuk ke parlemen, Irma adalah seorang aktivis buruh yang gigih. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Maritim & Nelayan Indonesia (SBMNI) dan Ketua MPO Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SBPI). Jejaknya sebagai pembela kaum pekerja inilah yang membentuk karakternya yang tegas dan tanpa kompromi.
Karier profesionalnya pun tak kalah mentereng. Lulusan S1 Manajemen dari STIE ini memulai kariernya di PT Pelindo pada tahun 1992. Posisinya terus menanjak, dari Senior Staff, Sekretaris Direktur Utama, hingga Manajer di PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok. Pengalamannya di dunia korporasi pelat merah memberinya pemahaman mendalam tentang manajemen dan birokrasi, yang kini menjadi bekalnya dalam mengawasi kebijakan pemerintah.
Di Partai NasDem, peran Irma sangat sentral. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPP pada 2012 dan kini memegang posisi strategis sebagai Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan & Anak. Kepemimpinannya juga teruji saat memimpin organisasi sayap partai seperti Garda Wanita NasDem dan Gemuruh NasDem.
Berita Terkait
-
Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Keracunan MBG, Lima Anak Dilarikan ke IGD!
-
Cuma Nanya, Kok Dicabut? Siapa Diana Valencia Usai Pertanyakan Program MBG
-
Gaji Pencuci Tray MBG Jadi Sorotan, Netizen Bandingkan dengan Guru Honorer
-
Viral, Orang Tua Diduga Dipaksa Terima MBG Meski Sekolah Punya Program Sendiri
-
Wali Murid SDIT di Serang Kompak Tolak MBG: Kami Mampu Bayar SPP Belasan Juta!
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Menteri PU Percepat Pemulihan Aceh: Kerja 24 Jam, Program Padat Karya, hingga Pembangunan Bendungan
-
Meriah! Suara.com Bareng Accor Sambut Tahun Baru 2026 dengan Kompetisi Dekorasi Kue
-
Gaji Sopir MBG Lebih Tinggi dari Guru Honorer, JPPI: Lebih Rasional Jadi Sopir!
-
Jembatan Bailey Lawe Mengkudu Fungsional, Akses Gayo Lues-Aceh Tenggara Kembali Lancar
-
Dilema PDIP dan Demokrat: Antara Tolak Pilkada Lewat DPRD atau Tergilas Blok Besar
-
689 Polisi Dipecat Sepanjang 2025, Irwasum: Sanksi Adalah 'Gigi' Pengawasan
-
Eros Djarot Ungkap Kisah Geng Banteng, Kedekatan dengan Megawati hingga Taufiq Kiemas
-
Kedaulatan dan Lingkungan Terancam, Tambang Emas di Sangihe Terus Beroperasi
-
KSPI Sentil Gaya Kepemimpinan KDM, Dinilai Penuh Kebohongan Soal Buruh
-
Refly Harun Bedah Tulisan 'Somebody Please Help Him' dr. Tifa Soal Sosok Misterius, Sindir Siapa?