-
Menkes ungkap penyebab keracunan: bakteri, virus, dan bahan kimia.
-
Temuan ini krusial untuk menentukan treatment pasien dan melacak sumber masalah.
-
Pemerintah kini fokus siapkan laboratorium di daerah untuk deteksi cepat.
Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akhirnya membeberkan hasil penelitian epidemiologis yang mengidentifikasi tiga biang keladi utama di balik rentetan kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Temuan ini diungkap dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Menurut Menkes Budi, investigasi medis telah mengklasifikasikan penyebab keracunan ke dalam tiga kategori, yakni kontaminasi bakteri, virus, dan bahan kimia.
"Dari hasil-hasil penelitian epidemiologis dari seluruh SPPG yang kita lihat ada keracunan, ini adalah penyebab-penyebabnya secara medis. Jadi ada bakteri, ada beberapa itu virus, dan ini kimia," ujarnya.
Mengapa Temuan Ini Sangat Krusial?
Identifikasi tiga penyebab ini bukan sekadar data, melainkan fondasi untuk tiga langkah strategis ke depan.
Pertama, yakni menentukan penanganan medis yang tepat dengan mengetahui penyebab spesifik—apakah itu bakteri E coli atau kontaminasi pestisida—akan secara langsung menentukan jenis perawatan yang harus diberikan kepada korban.
"Kenapa ini menentukan bapak ibu? Karena ini nanti menentukan satu treatment-nya seperti apa kalau dia kena?" jelas Menkes.
Kedua, melacak sumber dan mode kontaminasi. Menkes Budi mengatakan bahwa setiap mikroorganisme atau bahan kimia memiliki cara penyebaran yang unik.
Baca Juga: Pemerintah Wajibkan Rapid Test di Dapur MBG, Perpres Darurat Segera Terbit
Dengan mengetahui pelakunya, tim investigasi dapat lebih mudah melacak dari mana sumber masalah berasal, apakah dari bahan baku, proses memasak, atau distribusi.
"Dua kita juga bisa melacak kira-kira sumbernya kejadiannya kenapa. Karena masing-masing bakteri virus itu kan berbeda-beda timbulnya itu," tambahnya.
Ketiga, menyiapkan infrastruktur laboratorium daerah. Menkes Budi mengemukakan bahwa temuan ini menjadi dasar bagi Kemenkes untuk memastikan seluruh laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di tingkat kabupaten/kota memiliki kemampuan deteksi yang memadai.
Saat ini, fokus pemerintah adalah meningkatkan kualitas reagen atau bahan penguji di lab-lab tersebut.
"Dan yang ketiga ini juga membantu kita untuk memastikan semua laboratorium kesehatan masyarakat di kabupaten/kota harus siap juga untuk meneliti ini. Jadi sekarang kita lagi memperbaiki reagen-reagennya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian
-
Korlantas Polri Gelar Operasi Zebra 2025 dari 17 November, Ini Tujuan Utamanya
-
Fantastis, Dugaan Korupsi Tunjangan Perumahan DPRD Indramayu Rugikan Negara Rp 16,8 Miliar
-
Ikut Borobudur Marathon, Hasto PDIP: Mens Sana in Corpore Sano Harus Jadi Budaya
-
Kahiyang Ayu Angkat Pesona Batik Sumut di Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja ITTAF 2025