News / Nasional
Rabu, 01 Oktober 2025 | 15:26 WIB
Arya Daru Pangayunan dan Istrinya Meta Ayu Puspitantri [X]

Suara.com - Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39), masih menyisakan tanda tanya besar. Ia ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, dengan kondisi kepala terlilit lakban.

Peristiwa ini membuat publik juga menaruh perhatian terhadap sosok Meta Ayu Puspitantri yang mencari keadilan dan kebenaran atas kematian sang suami. 

Di balik duka yang mendalam, sang istri, Meta Ayu Puspitantri, mengaku bingung dengan sikap penyidik yang menjadikan alat kontrasepsi atau kondom sebagai salah satu barang bukti utama. 

Meta menegaskan bahwa kondom yang ditemukan di kamar kos suaminya adalah miliknya. Menurutnya, barang tersebut ia bawa ketika berkunjung ke Jakarta untuk menemui sang suami.

Oleh karena itu, ia merasa heran mengapa polisi menjadikan benda tersebut sebagai barang bukti penting, sementara barang lain yang juga ada di kamar, seperti drone hingga sepeda, tidak mendapat perhatian serupa.

Meta Ayu Puspitantri, istri dari almarhum Arya Daru Pangayunan. (Suara.com/Bagaskara)

Meta juga keberatan jika kematian sang suami dihubungkan dengan isu perselingkuhan. Ia menolak keras adanya framing negatif terhadap sosok suaminya, yang semasa hidup dikenal sebagai diplomat cerdas dan berdedikasi.

Berkaitan dengan itu, kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, juga membenarkan pernyataan Meta. Ia mengungkapkan bahwa alat kontrasepsi yang ditemukan di kamar kos memang milik Meta, bukan milik Arya.

Pernyataan itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi XIII DPR RI pada Selasa, 30 September 2025, di Gedung DPR RI.

Nicholay menilai temuan polisi seharusnya tidak disalahartikan. Ia bahkan meminta agar framing negatif terhadap Arya segera dihentikan. 

Baca Juga: Kematian Diplomat Arya Daru: DPR Desak Investigasi Independen dan Ekshumasi

Sebelumnya, Polda Metro Jaya diketahui menyita 103 barang bukti dari penyelidikan kasus ini. Selain kondom, polisi juga mengamankan pelumas, pakaian, dua laptop, lakban kuning, kartu akses kamar kos, beberapa flashdisk, DVR CCTV, hingga buku yang ditulis Arya sendiri.

Sosok Meta Ayu Puspitantri

Di balik polemik ini, publik menaruh perhatian pada sosok Meta Ayu Puspitantri. Ia adalah putri dari Prof. Basu Swastha Dharmmesta, MBA, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) yang dikenal luas sebagai akademisi senior di bidang pemasaran.

Meta sendiri merupakan alumnus FEB UGM angkatan 2005, sedangkan Arya adalah lulusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM di tahun yang sama.

Meta dikenal sebagai sosok yang hangat dan dekat dengan seni. Di media sosial, ia memperkenalkan diri sebagai “amateur art enthusiast”. Ia aktif membagikan momen keluarga serta ketertarikan seninya lewat akun Instagram pribadi, @puspitantri.

Selain itu, ia juga memiliki kanal YouTube bernama It’s Puspitantri, yang berisi dokumentasi kehidupan mereka sebagai keluarga diplomat di luar negeri.

Kini, Meta harus menjalani hari-harinya sebagai orang tua tunggal bersama dua buah hati mereka yaitu Althea Alina Pangayunan dan Alarik Almajid Pangayunan.

Kepergian Arya menjadi kehilangan besar bagi keluarga dari kedua belah pihak. Sang ayah, Ir. Subaryono, Ph.D, merupakan dosen purnabakti Fakultas Teknik Geodesi UGM, sementara mertua Arya, Prof. Basu Swastha, juga terpukul atas meninggalnya menantu yang dikenal cerdas, rendah hati, dan penuh dedikasi.

Jenazah Arya disemayamkan di rumah keluarga di Jalan Munggur, Janti, Bantul, sebelum dimakamkan.

Kronologi Penemuan Jasad Arya

Meta yang saat itu berada di Yogyakarta bersama kedua anaknya, mulai merasa cemas ketika Arya tidak merespons pesan sejak malam sebelumnya. Kecurigaan semakin memuncak ketika sang suami tak memberi kabar hingga keesokan paginya.

Ia lalu meminta penjaga kos memeriksa kamar Arya. Setelah pintu dibuka secara paksa, jasad Arya ditemukan sudah tidak bernyawa, dengan kepala tertutup lakban.

Awalnya, polisi menduga adanya unsur kekerasan. Namun, hasil penyelidikan tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyebut Arya meninggal karena mati lemas, tanpa adanya indikasi tindak pidana pembunuhan. Kesimpulan ini pun menimbulkan sejumlah pertanyaan dari pihak keluarga.

Kuasa hukum keluarga pun menegaskan bahwa langkah hukum dan politik akan terus ditempuh. Dengan menggandeng DPR RI, keluarga berharap kejanggalan-kejanggalan yang ada bisa terjawab, termasuk alasan di balik pemilihan barang bukti yang masih dianggap janggal.

Demikian itu informasi mengenai sosok Meta Ayu Puspitantri, istri Arya Daru, diplomat RI yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Jakarta. 

Kontributor : Mutaya Saroh

Load More