-
Kemenkes fast-track sertifikat higienis untuk ribuan dapur.
-
Menkes Budi sederhanakan aturan untuk mempercepat proses penerbitan izin.
-
Gandeng Mendagri untuk instruksikan Pemda percepat proses di lapangan.
Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil langkah darurat untuk memotong jalur birokrasi dan mempercepat (fast-track) penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi ribuan dapur program tersebut.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan hal ini dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI.
Ia menegaskan bahwa SLHS, yang merupakan bukti kelayakan higienis untuk produsen makanan siap saji, kini menjadi prioritas utama.
"SLHS ini memang diterbitkan oleh Pemda, Kadis Kesehatan untuk setiap institusi yang memproduksi makanan siap saji. Kalau ini kan paket di BPOM, kalau yang siap saji itu di Kemenkes dan implementasinya dilakukan seluruh Pemda," terang Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Potong Birokrasi
Untuk memastikan ribuan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) segera memenuhi standar, Kemenkes telah menyederhanakan regulasi yang ada.
"Kami kemarin sudah koordinasi minta disederhanakan, jadi di dalam minggu sampai sekarang kita sudah ada penyederhanaannya Bapak Ibu supaya bisa mempercepat penerbitan SLHS ini ke ribuan SPPG (Sarana Produksi Pangan Golongan) ini yang ada," tambahnya.
Kolaborasi Tingkat Menteri
Guna memastikan kebijakan ini berjalan mulus hingga ke tingkat daerah, Menkes Budi telah melakukan koordinasi tingkat tinggi.
Baca Juga: Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis: Jangan Tunggu Ada yang Meninggal!
Ia menggandeng langsung Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, untuk menginstruksikan seluruh dinas kesehatan di kabupaten/kota agar memprioritaskan dan mempercepat proses penerbitan sertifikat ini.
"Ini nanti akan diterbitkan oleh Sudinas Kesehatan, dan hari Senin kemarin, saya sudah meeting dengan Pak Tito, Pak Mendagri ke seluruh Kabupaten/Kota dinkesnya untuk bisa menjelaskan agar bisa menjelaskan dan membantu mempercepat kalau ada permintaan pengurusan sertifikat ini," katanya.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin membeberkan hasil penelitian epidemiologis yang mengidentifikasi tiga biang keladi utama di balik rentetan kasus keracunan massal program MBG.
Menurut Menkes Budi, investigasi medis telah mengklasifikasikan penyebab keracunan ke dalam tiga kategori, yakni kontaminasi bakteri, virus, dan bahan kimia.
"Dari hasil-hasil penelitian epidemiologis dari seluruh SPPG yang kita lihat ada keracunan, ini adalah penyebab-penyebabnya secara medis. Jadi ada bakteri, ada beberapa itu virus, dan ini kimia," ujarnya.
Identifikasi tiga penyebab ini bukan sekadar data, melainkan fondasi untuk tiga langkah strategis ke depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa