News / Nasional
Minggu, 05 Oktober 2025 | 16:43 WIB
Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny (Dok. BNPB)
Baca 10 detik
  • Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menewaskan puluhan santri, namun juga melahirkan kisah luar biasa dari para penyintas yang selamat secara ajaib di bawah reruntuhan.
  • Haikal tetap salat dan bertahan dengan ilmu sekolahnya, Fatih mengira tiga hari terjebak hanyalah mimpi, sementara Rosi hidup tanpa makan-minum dengan berzikir hingga diselamatkan.
  • Dari amputasi di bawah puing hingga doa yang tak putus, kisah para korban selamat ini menjadi simbol iman, ilmu, dan keteguhan hati di tengah duka mendalam.

“Saya sudah siap mati bersama pasien kalau bangunan itu runtuh,” ujar dr. Aaron Franklyn, salah satu dokter yang mengevakuasi Ahmad.

Langkah berani itu berhasil — Ahmad keluar hidup-hidup setelah operasi darurat paling berisiko itu selesai tengah malam.

4. Rosi: Bertahan Tiga Hari Tanpa Makan dan Minum, Hanya dengan Zikir

Kisah yang tak kalah menggugah datang dari Syaiful Rosi Abdillah (13), korban terakhir yang berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup.

Ia tertimpa beton berat selama tiga hari bersama enam temannya. Upaya mereka mendorong reruntuhan tak berhasil, hingga akhirnya Rosi memilih pasrah dan berzikir sambil berharap pertolongan datang.

“Nggak lama nambah ada yang jatuh lagi. Beton semua, nggak bisa dorong. Kami minta tolong bareng-bareng, tapi nggak kedengaran,” tuturnya.

Tanpa makanan dan air, Rosi hanya bertahan dengan selawat dan istighfar. Ia akhirnya ditemukan warga sekitar tengah malam dan segera dilarikan ke rumah sakit. Meski harus kehilangan kaki kanannya, ia selamat — dan menjadi simbol ketabahan santri yang tak menyerah pada keadaan.

Dari ratusan kisah duka, cerita-cerita ini menjadi cahaya kecil di tengah gelapnya tragedi. Mereka membuktikan bahwa di balik musibah besar, selalu ada kekuatan yang tak terlihat — iman, ilmu, dan tekad untuk hidup.

Haikal dengan salat dan pengetahuannya, Fatih dengan mimpinya, Ahmad dengan keberanian tim medis, dan Rosi dengan zikirnya — semuanya menunjukkan bahwa Harapan tak pernah benar-benar tertimbun, bahkan di bawah reruntuhan sekalipun.

Baca Juga: Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton

Load More