News / Nasional
Kamis, 09 Oktober 2025 | 18:49 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. (tangkap layar/ist)
Baca 10 detik
  • Refly Harun mengulas strategi "lima sendok" yang disebut Said Didu sebagai upaya Prabowo memakan "bubur panas" secara perlahan.
  • Refly Harun menyampaikan keraguannya terhadap klaim Said Didu tersebut. 
  • Refly juga mengkritisi bahwa banyak anggota "Geng Solo" yang disebut masih bertahan di kekuasaan. 

Suara.com - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, mengomentari klaim atau analisis Muhammad Said Didu mengenai langkah-langkah Presiden Prabowo Subianto untuk membebaskan diri dari "cengkraman Geng Solo Oligarki Parcok (SOP).

Dalam kanal YouTube Pribadinya, Refly Harun mengulas strategi "lima sendok" yang disebut Said Didu sebagai upaya Prabowo memakan "bubur panas" secara perlahan.

Menurut analisis Said Didu yang dikutip Refly, lima sendok strategis itu adalah, Jamari Chaniago sebagai Menko Polkam untuk mengendalikan kepolisian, Safri Samsudin sebagai Menteri Pertahanan untuk merebut aset negara dari Oligarki, Ahmad Dofiri sebagai penasihat khusus reformasi kepolisian.

Kemudian Purbaya sebagai Menteri Keuangan untuk membongkar kebijakan ekonomi Sri Mulyani, dan Rosan Roslani sebagai Menteri Investasi dan CEO Danantara untuk membenahi BUMN dan menutup pintu masuk "Geng Solo".

Namun, Refly Harun menyampaikan keraguannya terhadap klaim Said Didu tersebut. Ia menyoroti beberapa poin yang dinilai kontradiktif, seperti pengangkatan Hasan Nasbi sebagai Komisaris Pertamina.

"Hari ini kita mendengar bahwa Hasan Nasbi diangkat sebagai komisaris Pertamina. Jadi sebenarnya serius apa enggak ya?" tanya Refly dikutip Kamis (9/10/2025).

Ia juga mempertanyakan apakah pergeseran Erick Thohir ke Kementerian Pemuda dan Olahraga benar-benar karena "Geng Solo" atau karena Prabowo ingin menguasai BUMN sepenuhnya melalui Danantara.

Refly juga mengkritisi bahwa banyak anggota "Geng Solo" yang disebut masih bertahan di kekuasaan, seperti Bahlil Lahadalia, Airlangga Hartarto, dan Raja Juli Antoni.

"Tidak selamanya benar sendok menyendok bubur panas ini," ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Telak 'Ceramahi' Jenderal-jenderal, Ungkap Kemarahan Publik soal 'Parcok', Kenapa?

Ia menyimpulkan bahwa mungkin Prabowo adalah pemimpin yang serba ragu dan berkompromi, atau setidaknya, membutuhkan waktu lama untuk menunjuk orang-orangnya sendiri.

Refly menekankan pentingnya menilai pejabat berdasarkan kinerja dan integritas, bukan lagi berdasarkan afiliasi.

"Sudah saatnya kita tidak lagi mengidentifikasi orang berdasarkan apakah dia geng Solo atau tidak, tetapi kita mengidentifikasi orang berdasarkan kinerjanya, berdasarkan integritasnya," pungkas Refly, menyerukan evaluasi objektif terhadap pemerintahan Prabowo ke depan.

Reporter: Safelia Putri

Load More