News / Nasional
Jum'at, 10 Oktober 2025 | 13:53 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengungkap mengenai penyakit sinus yang pernah dialaminya dan juga (Suara.com/Lilis)
Baca 10 detik
  • Pratikno dorong inovasi medis dan pemerataan akses layanan kesehatan di Indonesia.
  • Personalized medicine dan AI disebut mampu tingkatkan efektivitas pengobatan.
  • Menko PMK serukan kolaborasi global atasi tantangan kesehatan akibat perubahan iklim.

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya inovasi medis dan pemerataan akses layanan kesehatan di Indonesia.

Ia menilai, setiap manusia memiliki kondisi dan data kesehatan yang unik, sehingga layanan medis harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan individual.

Dalam pidatonya saat membuka Kongres ke-25 Asia Pacific Association of Allergy, Asthma, and Clinical Immunology (APAAACI) di Jakarta, Pratikno membagikan kisah pribadinya sebagai penyintas alergi debu yang menyebabkan asma dan sinusitis hingga harus menjalani dua kali operasi.

“Jika ditanya apa yang paling saya takuti, jawabannya jelas, karpet berdebu. Ini mungkin terdengar sederhana, bahkan lucu, tapi ilustrasi ini menunjukkan satu kebenaran mendalam bahwa di balik setiap kondisi medis, ada cerita manusia,” kata Pratikno dalam keterangannya, Jumat (10/10/2025).

Pratikno menjelaskan, dunia medis kini tengah memasuki era transformasi baru melalui perkembangan personalized medicine, digital health, terapi lanjutan, dan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Menurutnya, inovasi ini membuka peluang besar untuk meningkatkan efektivitas pengobatan sekaligus memberdayakan pasien agar lebih memahami dan mengelola kesehatannya.

Digital health memberi pasien dan tenaga kesehatan informasi real-time, sementara terapi lanjutan dan AI membuka potensi baru untuk mencegah dan memprediksi penyakit,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen membangun ekosistem inovasi kesehatan yang inklusif, dengan memastikan regulasi yang jelas, peningkatan investasi bagi ilmuwan dan tenaga medis, serta pemerataan akses terhadap teknologi medis.

“Inovasi tanpa akses adalah janji yang tak terpenuhi. Kita harus membangun sistem kesehatan yang maju sekaligus adil,” tegasnya.

Baca Juga: Menko Pratikno Akui Indonesia Krisis Dokter Spesialis, Target Tambah 70.000 di 2032

Selain itu, Pratikno juga menyoroti pentingnya kerja sama global untuk menghadapi tantangan kesehatan dunia seperti perubahan iklim dan polusi udara.

Ia menyerukan kolaborasi lintas negara melalui pertukaran data, riset bersama, serta harmonisasi regulasi internasional.

“Tidak ada satu negara atau institusi pun yang mampu menyelesaikan masalah ini sendiri. Skala tantangannya menuntut kolaborasi global, berbagi pengetahuan, penelitian bersama, harmonisasi regulasi, dan aksi kolektif menghadapi ancaman seperti perubahan iklim,” katanya.

Kontributor : Achmad Ali

Load More