-
- Permintaan mineral untuk energi bersih meningkat tajam dan memicu risiko kerusakan lingkungan.
- IRP menyerukan reformasi pembiayaan dan tata kelola tambang agar transisi energi lebih adil dan berkelanjutan.
- Pertambangan berkelanjutan perlu didukung lewat ekonomi sirkular, pendanaan hijau, dan transparansi rantai pasok.
Suara.com - Transisi energi bersih menghadirkan paradoks baru: demi menyelamatkan bumi, manusia kembali menggali perutnya lebih dalam.
Permintaan nikel, litium, dan kobalt melonjak tajam untuk menopang teknologi hijau, dari baterai kendaraan listrik hingga panel surya. Namun di balik ambisi hijau itu, risiko kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak masyarakat lokal terus mengintai.
Sebuah laporan terbaru dari International Resource Panel (IRP) di bawah UNEP menyerukan reformasi besar pada sistem keuangan dan tata kelola pertambangan global.
Tujuannya sederhana tapi mendasar: memastikan aliran modal dunia tidak mempercepat krisis baru atas nama energi bersih.
“Permintaan mineral untuk transisi energi menuntut industri pertambangan yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan tanpa mengabaikan hak asasi manusia dan lingkungan. Melalui keuangan berkelanjutan, pertambangan yang bertanggung jawab harus menjadi standar, bukan pengecualian,” ujar Janez Potonik, Ketua Bersama IRP.
Sejak 1970, aktivitas ekstraksi mineral meningkat lima kali lipat. IRP mencatat sektor pertambangan kini menyumbang separuh dari total ekstraksi bahan baku global. Sementara biaya menjaga standar lingkungan hanya menambah kurang dari seperempat biaya operasional, manfaat sosial dan ekologinya jauh lebih besar.
IRP menyoroti pentingnya sistem pembiayaan yang berpihak pada praktik berkelanjutan. Lembaga keuangan didorong memperkuat kapasitasnya menilai proyek pertambangan sesuai standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), agar dana hanya mengalir ke operasi yang transparan dan bertanggung jawab.
Laporan ini juga menekankan pentingnya ekonomi sirkular, dari peningkatan target daur ulang hingga penerbitan obligasi hijau bagi fasilitas pengolahan ulang material.
IRP bahkan mengusulkan paspor produk digital untuk setiap komoditas, mencatat asal-usul mineral dan dampak lingkungannya agar rantai pasok global lebih akuntabel.
Baca Juga: Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Sebagai langkah lanjutan, IRP merekomendasikan pembentukan Dana Pembangunan Berkelanjutan Pertambangan yang bersumber dari pungutan global terhadap perusahaan tambang. Dana ini dapat digunakan untuk riset teknologi bersih, pelatihan tenaga kerja, dan memperkuat kapasitas negara berkembang.
Transisi energi hanya akan benar-benar hijau jika sumber daya yang menopangnya digali dengan cara yang adil, transparan, dan berpihak pada bumi.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Survei Kepuasan Tinggi, Profesor LIPI Soroti Geng Solo dan Menteri 'Nilai Merah' di Kabinet Prabowo
-
Polisi Ungkap Alasan Tak Mau Gegabah Usut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Keluarga Korban Jadi Prioritas
-
Keracunan MBG Masih Terjadi, JPPI Catat Ribuan Orang Jadi Korban dalam Sepekan
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Usut Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Anggota DPRD Mojokerto
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah
-
Awas Kejebak Macet! Proyek Galian Tutup Jalan Arjuna Selatan, Mobil Dialihkan ke Jalur Lain
-
BGN Latih 10 Ribu Petugas SPPG untuk Tekan Risiko KLB Keracunan Makanan
-
Istana Kaji Usulan DPR Naikkan Status Bulog jadi Kementerian
-
Diungkap KPK, 57,33 Persen Pegawai Lihat Pejabat Menyalahgunakan Anggaran untuk Kepentingan Pribadi