-
Seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Cilincing tewas setelah dibujuk tetangganya dengan janji dibelikan baju baru.
-
Pelaku yang masih remaja membekap dan mencekik korban menggunakan kabel hingga tewas di rumahnya.
-
Polisi telah menangkap pelaku dan menyebut kejahatan ini sebagai tindakan keji yang direncanakan dengan sadis.
Suara.com - Sebuah janji polos tentang sehelai baju baru menjadi awal dari sebuah kronologi mengerikan yang merenggut nyawa seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
Pada Senin malam, 13 Oktober 2025, serangkaian langkah yang diperhitungkan dengan dingin oleh seorang remaja tetangga mengubah keceriaan seorang anak menjadi tragedi yang memilukan.
Semua bermula dari sebuah bujuk rayu. Pelaku, yang telah memahami kepolosan korban, menebar umpan yang sempurna janji untuk membelikan sebuah baju baru.
Bagi seorang anak berusia 11 tahun, tawaran ini terdengar begitu tulus dan menyenangkan. Tanpa menaruh curiga, korban pun terperdaya, membuka langkah pertama menuju sebuah jebakan yang telah dirancang dengan rapi.
Setelah umpan berhasil ditelan, pelaku tidak terburu-buru. Ia menyusun alibi berikutnya untuk memuluskan rencananya, yaitu mengajak korban singgah ke rumahnya.
Alasannya terdengar logis dan tidak mencurigakan, ia perlu mengambil Surat Izin Mengemudi (SIM) terlebih dahulu.
Korban yang sudah percaya sepenuhnya, dengan langkah ringan mengikuti pelaku masuk ke dalam rumahnya, sebuah tempat yang seharusnya aman namun telah berubah menjadi lokasi akhir hidupnya.
Begitu pintu tertutup dan mereka terisolasi dari dunia luar, topeng kebaikan pelaku seketika lepas. Skenario manis itu berubah menjadi mimpi buruk dalam hitungan detik.
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, pelaku langsung melancarkan serangan brutal.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Dina Oktaviani: Dicekik Atasan, Jasad Dibuang dalam Kardus
Korban yang mungil dan tak berdaya segera dibekap agar teriakannya tak terdengar.
Dalam pergulatan sunyi itu, seutas kabel menjadi alat mematikan. Pelaku melilitkannya ke leher korban, mengencangkannya tanpa ampun hingga napas terakhir sang anak terenggut.
Kekejian pelaku ternyata belum berakhir setelah korban tak lagi bernyawa. Dalam titik terendah kemanusiaannya, pelaku melakukan tindakan asusila terhadap jasad korban yang sudah kaku dan tak berdaya.
Fakta ini, yang dikonfirmasi oleh pihak kepolisian, menunjukkan tingkat kebiadaban yang luar biasa dan menandakan bahwa kejahatan ini bukan sekadar pembunuhan spontan, melainkan sebuah tindakan yang didasari nafsu kelam yang tak terkendali.
Kini, pelaku telah diamankan dan kronologi mengerikan ini sedang diurai dalam proses hukum.
Meski usianya masih remaja, ia harus mempertanggungjawabkan setiap langkah keji yang telah merampas masa depan seorang anak tak berdosa.
Berita Terkait
-
Fakta Baru Kematian Terapis 14 Tahun: Dapat Kerja dari TikTok, Tertekan Denda Rp 50 Juta
-
Modus Kasih Duit, ABG di Cilincing Bunuh Siswi SD usai Dilecehkan: Bantal-Kabel jadi Alat Membunuh?
-
Keji! Remaja 16 Tahun di Cilincing Bunuh dan Lecehkan Bocah SD, Modusnya Janjikan Baju Baru
-
Iming-iming Baju Baru Berujung Maut, Remaja di Cilincing Bunuh dan Cabuli Jasad Bocah 11 Tahun
-
Misteri Kematian Terapis 14 Tahun di Jaksel: Diduga Korban TPPO, Jeritan Terdengar Sebelum Tewas
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Tahan Tangis, Ibu di Papua Bongkar Borok Rasisme di Sekolah dan Tuntut Pelaku Dikeluarkan
-
Perempuan dan Diskriminasi Berlapis dalam Catatan Pelanggaran HAM di Indonesia
-
Terungkap Setelah Viral atau Tewas, Borok Sistem Perlindungan Anak di Sekolah Dikuliti KPAI
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar