News / Nasional
Rabu, 15 Oktober 2025 | 21:33 WIB
Ilustrasi cuaca panas terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. [antara]
Baca 10 detik
    • Suhu panas di Indonesia mencapai 37,6°C meski sudah musim hujan.

    • Penyebabnya adalah gerak semu matahari dan angin Monsun Australia.

    • Kondisi ini diprediksi akan berlanjut hingga akhir Oktober 2025.

Suara.com - Sejumlah wilayah di Indonesia tengah dilanda cuaca panas, dengan suhu maksimum bahkan tercatat mencapai 37,6°C.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa fenomena ini disebabkan oleh kombinasi dua faktor utama: gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia.

Kondisi ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan secara rinci faktor-faktor yang membuat suhu udara terasa menyengat.

Penyebab utamanya, yakni posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober ini berada tepat di selatan ekuator.

Faktor ini diperkuat oleh penguatan angin timuran atau Monsun Australia. Angin ini membawa massa udara yang bersifat kering dan hangat, sehingga menghambat pembentukan awan.

Akibatnya, radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal tanpa ada halangan signifikan.

"Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyampaikan bahwa data BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Suhu di Jakarta Sempat Sentuh 35 Derajat, Pramono Anung: Yang Penting Hatinya Nggak Panas

Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikir menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.

Lebih lanjut, suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34–37°C.

Beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35–37°C. Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6°C.

"Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

Ilustrasi Cuaca Panas (freepik)

Di samping cuaca panas yang persisten dan dominan, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

Load More