- Presiden Partai Buruh Said Iqbal ikut turun dalam aksi Serikat Petani Indonesia di Jakarta untuk menuntut pelaksanaan reforma agraria sejati.
- Ia meminta pemerintah membagikan tanah dua hektare per petani demi mewujudkan swasembada pangan yang berbasis produksi rakyat, bukan sekadar food estate atau korporasi besar.
- SPI juga menyampaikan enam tuntutan utama kepada pemerintah, termasuk penyelesaian konflik agraria, revisi kebijakan pertanahan, dan pembentukan Dewan Reforma Agraria Nasional.
Suara.com - Presiden Partai Buruh Said Iqbal ikut turun dalam aksi yang digelar Serikat Petani Indonesia (SPI) di Jalan Medan Merdeka Selatan, dekat kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Iqbal turut menyuarakan agar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menerapkan reforma agraria secara sejati.
Iqbal menegaskan reforma agraria sejati harus benar-benar dilaksanakan. Ia menuntut agar pemerintah dapat melakukan retribusi tanah lepada para petani. Menurutnya, masing-masing petani minimal mendapat dua hektare tanah.
Ia menyerukan bahwa swasembada pangan yang kini dicanangkan pemerintah seharusnya melibatkan petani.
"Kita tuju swasembada, kita dukung presiden swasembada tapi yang pasti swasembada itu harus dengan petani yang memiliki tanah berapa hektare?" tanya Iqbal kepada para petani, Kamis (16/10/2025).
"Dua hektare," sahut petani.
Iqbal mengatakan kaum buruh akan berjuang bersama dengan petani. Terlebih buruh juga memiliki tuntutan terhadap RUU Ketenagakerjaan hingga permasalahan upah.
"Reforma agraria sejati, baru kedaulatan pangan kan terbentuk," kata Iqbal.
Menurutnya, cita-cita mewujudkan swasembada pangan jangan hanya melalui food estate atau korporasi besar. Terpenting yang seharusnya menjadi perhatian ialah swasembada pangan melalui hasil produksi para petani dari tanahnya sendiri.
"Bukan dengan food estate, bukan korporasi atau orang kaya yang menyelenggarakan itu. Boleh nggak food estate? Boleh, tapi dua hektare tanah buat petani harus diserahkan," kata Iqbal.
Baca Juga: Politik Pangan Nasional, SPI Ungkap Dugaan Pelemahan Bapanas Demi Impor
Iqbal menegaskan kembali tuntutan para petani agar pemerintah memberikan tanah-tanah yang dikuasao kepada mereka.
"Kan lahan-lahan sawit sudah hampir 3,7 hektare diambil oleh negara dan sudah ada pwraturan presiden, tanah yang dirampas oleh negara dikembalikan kepada petani," kata Iqbal.
Sementara itu, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih mengatakan aksi yang digelar bersamaan dengan Hari Pangan Sedunia, merupakan aksi lanjutan dari yang sebelumnya mereka lakukan dalam rangka peringatan Hari Tani Nasional, 24 September 2025.
Henry menegaskan kehadiran aksi SPI di dekat Istana untuk menagih tuntutan mereka yang belum ditindaklanjuti. Padahal, dalam aksi sebelumnya, SPI telah melakukan audensi dengan Kementerian Sekretariat Negara.
Serikat Petani Indonesia kembali menuntut agar tanah-tanah objek reforma agraria yang berasal dari tanah perkebunan maupun kehutanan untuk segera dibagikan kepada petani.
"Karenanya pada Hari Pangan Sedunia ini kita mengulang lagi apa yang kita sampaikan ke Presiden Prabowo yang belum ditindaklanjuti sampai hari ini. Kita datang menunut kembali lagi agar reforma agraria dilaksanakan. Karena tidak mungkin petani berproduksi kalau tanah tidak dibagikan ke petani," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
Terkini
-
Dijuluki Alcatraz Indonesia: Intip Nusakambangan, Penjara Sepi Tempat Ammar Zoni Kini Diasingkan
-
Jejak Karier Andra Soni, Gubernur Banten di Tengah Polemik Kasus Kepala SMAN 1 Cimarga
-
Buntut 'Xpose Uncensored': Trans7 Terseret UU ITE, Dituduh Hina Santri dan Kiai
-
Kumpulkan Para Menteri, Prabowo Beri Arahan: Siapkan 2.000 Talenta hingga Produksi Pupuk Murah
-
Pengusaha Tionghoa di Jawa Tengah Rasakan Jaminan Kemudahan dan Kondusivitas Investasi
-
Acara Xpose Uncensored Dinilai Picu Kebencian SARA, Trans7 Dipolisikan Pakai Pasal Penodaan Agama
-
Kelar Buku Jokowi's White Paper, Dokter Tifa Segera Rilis Gibran's Black Paper, Apa Isinya?
-
Dari Lapas Cipinang, Ammar Zoni Resmi Huni Lapas 'Kelas Berat' di Tengah Hutan Nusakambangan
-
PSI Klaim 5 hingga 7 Tokoh Besar Akan Bergabung, Termasuk 'Bapak J' sebagai Ketua Dewan Pembina
-
Buntut Polemik Ijazah Jokowi, Saut Situmorang: Anak TikTok Sekarang Bilang Ngapain Sekolah