- Survei IYCTC ungkap asap rokok tingkatkan polusi udara di ruang tertutup.
- Kadar PM2,5 di ruang merokok lebih tinggi dari area bebas asap.
- Daniel desak penerapan tegas Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta.
Suara.com - Advocacy Lead Indonesia Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), Daniel Beltsazar Jacob, memaparkan hasil survei terbaru yang menyoroti dampak asap rokok terhadap kualitas udara di Jakarta.
Survei tersebut menemukan bahwa tingkat polusi udara di ruangan yang memperbolehkan aktivitas merokok jauh lebih tinggi dibandingkan area bebas asap rokok.
Daniel menjelaskan, kandungan partikulat halus PM2,5 dalam asap rokok menjadi kontributor utama penurunan kualitas udara di ruang tertutup.
Temuan ini dipresentasikan dalam kegiatan bertajuk Diseminasi Survei Kualitas Udara dan Persepsi Warga Jakarta terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang digelar di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).
“Asap rokok, termasuk kandungan partikulat halus seperti PM2,5, telah terbukti merusak kualitas udara dalam ruangan dan berdampak langsung pada kesehatan serta produktivitas, khususnya di tempat kerja, restoran, angkutan umum, hingga rumah tangga,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa sejumlah kawasan di Jakarta masih memiliki ruang merokok di dalam bangunan, meski hasil pemantauan menunjukkan kadar polutan di area tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan ruang bebas rokok.
“Kawasan dengan ruang merokok dalam bangunan itu masih ada di beberapa daerah yang menerapkan itu. Di klub malam, hiburan malam, apakah mereka dilarang atau sebaiknya lumrah melakukan itu, ternyata ruang merokok dalam bangunan itu menunjukkan kadar PM2,5 yang lebih tinggi yang smoking free,” kata Daniel.
Namun, Daniel juga menyoroti fenomena menarik di salah satu kota lain yang menjadi lokasi survei.
Di sana, sebuah restoran menyediakan ruang merokok di luar gedung, tetapi letaknya berdekatan dengan area indoor yang bersifat family friendly.
Baca Juga: Diprotes Pengusaha, Pemprov DKI Sebut Raperda Kawasan Tanpa Rokok Masih Dinamis
Alih-alih lebih aman, ruangan dalam justru mencatatkan kadar PM2,5 yang lebih tinggi.
“Temuan kami lainnya juga, kawasan dengan ruang merokok di luar pun, salah satunya adalah di salah satu restoran di kota lain itu, dia punya ruang merokok di luar, tapi berbatasan dengan ruang indoor yang family friendly. Justru ruang indoornya ini PM2,5-nya ini lebih tinggi dibandingkan ruang yang merokok itu,” ungkap Daniel.
Kondisi tersebut, lanjutnya, terjadi akibat desain bangunan dan sistem ventilasi yang tidak memadai, sehingga asap dari area merokok mudah masuk ke ruangan lain.
“Kenapa? Karena ada orang lalu lalang, ventilasi kurang memadai,” jelasnya.
Daniel menilai, hasil survei ini memperlihatkan bahwa baik ruang merokok di dalam maupun di luar ruangan tetap menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan masyarakat.
Karena itu, ia mendorong agar kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Jakarta diterapkan secara tegas tanpa celah kompromi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Anggaran Riset Dosen Naik Rp3 Triliun! Tapi Ada 'Titipan' Prabowo, Apa Itu?
-
Ketua Partai Hijau Murka 11 Warga Penolak Tambang Divonis Bersalah: Muak dengan Peradilan Negeri Ini
-
Masuk Daftar Menteri Berkinerja Buruk, Natalius Pigai Sebut Lembaga Survei Tak Kredibel
-
Menteri Brian Sindir Dosen Lakukan Riset Hanya Demi Naik Pangkat: Begitu Jadi Guru Besar, Mentok
-
Misteri Kematian Terapis 14 Tahun di Jaksel: Keluarga Cabut Laporan, Polisi Tetap Usut TPPO
-
Ditodong Gubernur Bengkulu Di Bandara, Ketua DPD RI Gercep Langsung Telepon Menkes
-
Cemburu Gegara Chat, Istri di Kebon Jeruk Potong Kelamin Suami Pakai Cutter Hingga Tewas
-
Prabowo Terima Kunjungan Dubes dan Pengusaha PEA di Istana, Bahas Kerja Sama Bilateral?
-
Survei IPO: Teddy Indra Wijaya Menteri Terpopuler, Kalahkan Erick Thohir
-
Dana Pemprov Rp14,6 Triliun Nganggur di Bank, Begini Reaksi Pramono usai Disentil Menkeu Purbaya