- Siswa SMK As-Syafiiyah Jakarta Selatan menerima pembekalan literasi digital untuk secara aktif melawan hoaks dan ujaran kebencian di media sosial
- Melalui kolaborasi antara sekolah, Dinas Pendidikan, dan Kepolisian, para pelajar didorong untuk menjadi 'Digital Ambassador of Peace' yang menyebarkan konten positif
- Kegiatan ini menekankan pentingnya berpikir kritis, menjaga jejak digital yang positif, dan memverifikasi informasi
Suara.com - Di tengah maraknya konten negatif di dunia maya, ratusan pelajar SMK As-Syafiiyah Jakarta Selatan kini mengemban misi baru, menjadi Duta Damai Digital atau 'Digital Ambassador of Peace'. Langkah proaktif ini merupakan hasil dari kegiatan “Penguatan Karakter dan Literasi Digital: Cerdas, Kritis Tanpa Hoaks dan Hate Speech” yang digelar di aula sekolah pada Senin (20/10/2025).
Inisiatif ini lahir dari keprihatinan bersama akan masifnya penyebaran informasi palsu dan ujaran kebencian yang menyasar generasi muda. Bekerja sama dengan Suku Dinas Pendidikan dan pihak kepolisian, sekolah membekali sekitar 100 siswanya dengan pemahaman mendalam untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen konten yang positif dan bertanggung jawab.
Kepala Sekolah SMK As-Syafiiyah, Ibu Endah Kusuma Dwi Astuti, menekankan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah benteng utama bagi pelajar di era digital. Menurutnya, pembentukan karakter ini krusial agar siswa tidak terseret dalam arus provokasi dan disinformasi.
“Siswa harus mampu memilah informasi dan tidak mudah terbawa arus provokasi di media sosial. Kami ingin mereka menjadi generasi yang cerdas digital, bukan korban klikbait,” tegasnya.
Pentingnya menjaga jejak digital yang bersih juga disorot oleh Aziza, Kepala Seksi SMK, Kursus, dan Pelatihan Wilayah II Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan. Ia mengingatkan bahwa aktivitas negatif di media sosial tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat mencoreng nama baik institusi pendidikan.
“Media sosial seharusnya menjadi sarana belajar dan berbagi hal positif. Namun banyak kasus menunjukkan justru digunakan untuk hal-hal negatif yang berpotensi merusak citra sekolah,” ujarnya.
Pesan inti untuk memerangi ujaran kebencian datang dari AKBP Rezky Suryawijaya. Dalam sesinya, ia mengajak para siswa untuk secara aktif mengubah narasi di media sosial dari kebencian menjadi kedamaian.
Ia menegaskan bahwa dampak dari hate speech sangat nyata, mulai dari memicu perpecahan hingga perundungan di kalangan remaja.
“Gunakan media sosial dengan bijak. Jangan ikut menyebar kebencian atau fitnah. Mari jadikan diri kita sebagai Digital Ambassador of Peace, dengan menyebarkan pesan kebaikan dan perdamaian,” pesannya.
Baca Juga: Sidang Praperadilan Delpedro dkk, Polisi Tuding Akun Lokataru Hasut Pelajar Demo
AKBP Rezky juga mendorong para siswa untuk selalu melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi, sebagai langkah sederhana namun efektif untuk memutus rantai hoaks.
Para siswa menyambut positif pembekalan ini dan berkomitmen menjadi agen perubahan di lingkungan digital mereka, yang diwujudkan dalam seruan bersama: “Stop Hoaks, Stop Hate Speech Jadilah Digital Ambassador of Peace!”
Berita Terkait
-
Sidang Praperadilan Delpedro dkk, Polisi Tuding Akun Lokataru Hasut Pelajar Demo
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Jemput Bola Perekaman E-KTP Untuk Pelajar
-
Pendidikan Lintas Budaya: Kunci Lahirkan Pemimpin Masa Depan?
-
Menlu Bantah Media Israel yang Sebut Prabowo akan Kunjungi Negaranya: Buktinya Kita Pulang Hari Ini
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
Kendala Teknis di Kemenhaj, Pelunasan Biaya Haji Khusus 2026 Tersendat
-
KPK Panggil Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dalam Kasus RSUD Koltim
-
KemenP2MI Kirim Logistik Bantuan Darurat untuk Ribuan Korban Banjir & Longsor di Sumatra
-
Program KDKMP Jadi Program Pemerintah Terpopuler, Menteri Ferry Raih Disway Awards 2025
-
Satgas PKH Mulai Bergerak, Usut Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
Menata Ulang Jaminan Sosial untuk Mendorong Produktivitas Nasional
-
Rekaman CCTV hingga Buku Nikah Dikirim ke Labfor, Laporan Perzinahan Inara Rusli Masuk Babak Krusial
-
KPK Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3 di Kemnaker
-
Rano Karno Minta Warga Jakarta Berbenah: Stop Buang Sampah ke Sungai!