- Menteri HAM Natalius Pigai mengkritik lembaga survei di Indonesia yang menyebutnya kinerjanya buruk.
- Natalius Pigai menyebut lembaga survei tersebut tidak kredibel dan meminta masyarakat untuk tidak memercayainya.
- Pigai mengklaim bahwa Presiden Prabowo Subianto juga tidak memercayai hasil survei.
Suara.com - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, melontarkan kritik tajam terhadap lembaga survei di Indonesia, menyebutnya tidak kredibel dan meminta masyarakat untuk tidak memercayainya. Pernyataan ini disampaikan setelah Center of Economic and Law Studies (Celios) merilis laporan yang menempatkan Pigai sebagai menteri ketiga dengan kinerja terburuk.
Pigai mengklaim bahwa Presiden Prabowo Subianto juga tidak memercayai hasil survei.
"Presiden juga tidak percaya, kami juga tidak percaya, sama-sama kita gak percaya. Kami percaya pada keyakinan kami membangun Indonesia," kata Pigai di Gedung Kementerian HAM, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2025).
Menurut Pigai, kredibilitas lembaga survei di Indonesia patut dipertanyakan karena tidak memiliki independensi finansial yang kuat, berbeda dengan lembaga survei internasional yang merupakan korporasi besar dan bonafide.
“Kalau seluruh dunia, lembaga-lembaga survei terkenal... itu adalah lembaga-lembaga yang bonafit, korporasi-korporasi besar sehingga mereka punya integritas dan independen-nya terjaga. Kalau di Indonesia lembaga survei adalah ya biasa-biasa," tuturnya.
Ia juga menyoroti potensi tidak objektifnya hasil survei, dengan memberikan analogi seorang menteri yang tidak pernah bertemu rakyat namun bisa mendapat peringkat tinggi.
“Ada juga mungkin (menteri) yang setiap hari tidak pernah bertemu dengan rakyat kok tiba-tiba jadi nomor satu. Kan bisa aneh, kita yang setiap hari kerja kok. Jadi jangan lihat yang survei, menurut saya," tutur Pigai.
Sebagai informasi, Center of Economic and Law Studies (Celios) baru-baru ini merilis "Rapor Kinerja 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran". Dalam laporan tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menempati posisi pertama menteri berkinerja terburuk, diikuti oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Natalius Pigai sendiri menduduki posisi ketiga dalam daftar tersebut dengan perolehan skor -79.
Baca Juga: Survei IPO: Teddy Indra Wijaya Menteri Terpopuler, Kalahkan Erick Thohir
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri