News / Metropolitan
Rabu, 22 Oktober 2025 | 10:39 WIB
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan. (Suara.com/Lilis)
Baca 10 detik
  •  Veronica mengatakan Kota Tua seharusnya menjadi ruang yang menumbuhkan kreativitas dan kebahagiaan warga, bukan hanya destinasi wisata.
  • Dia mengatakan jangan menunggu 10 tahun lagi untuk melihat perubahan.
  • Rrevitalisasi tidak cukup berhenti pada perbaikan fisik, tetapi juga harus memulihkan “jiwa” Kota Tua sebagai simbol kebersamaan dan kemanusiaan.

Suara.com - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menekankan pentingnya menjadikan revitalisasi kawasan Kota Tua Jakarta bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan upaya menghidupkan kembali ruang publik yang inklusif dan berjiwa bagi masyarakat.

Berbicara dalam Transit Oriented Development (TOD) Forum 2025 bertema Preserving Heritage, Shaping Urbanity di Museum Bank Mandiri, Taman Sari, Jakarta Barat, Veronica mengatakan Kota Tua seharusnya menjadi ruang yang menumbuhkan kreativitas dan kebahagiaan warga, bukan hanya destinasi wisata.

“Bayangkan Alun-Alun Fatahillah bukan hanya dipenuhi wisatawan, tetapi juga pendongeng, musisi, dan tawa anak-anak. Inilah semangat kota yang hidup, tempat di mana keberagaman, kreativitas, dan ketangguhan Jakarta tumbuh bersama,” ujar Veronica dalam keterangannya, Selasa (22/10/2025).

Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama MRT Jakarta yang menggagas revitalisasi kawasan bersejarah itu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Menurutnya, revitalisasi tidak cukup berhenti pada perbaikan fisik, tetapi juga harus memulihkan “jiwa” Kota Tua sebagai simbol kebersamaan dan kemanusiaan.

Kota Tua Jakarta (Instagram/@kota_tua_jakarta)

“Memulihkan jiwa Kota Tua bukan hanya mengecat ulang dinding atau memperbaiki atap, tetapi bagaimana kita menghubungkan kembali sejarah dengan kemanusiaan, membangunkan makna dan membiarkan tempat ini bernapas kembali,” tuturnya.

Veronica juga mengenang keterlibatannya satu dekade lalu dalam proyek serupa bersama komunitas, pelaku budaya, dan warga sekitar yang berupaya menjadikan Kota Tua lebih ramah dan hidup. Ia optimistis upaya kali ini akan lebih membawa kemajuan yang lebih berdampak.

Dia juga mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kebersamaan dalam mewujudkan Kota Tua yang berdaya, bersejarah, dan berjiwa.

“Jangan menunggu 10 tahun lagi untuk melihat perubahan. Mari kita wujudkan dalam dua tahun ke depan, seiring usia Jakarta yang ke-500," ucapnya.

Load More