- Anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Heri Gunawan, diduga memberikan uang lebih dari Rp 2 miliar dan mobil seharga Rp 1 miliar kepada seorang wanita berinisial FA
- Heri Gunawan memiliki rekam jejak karier yang panjang, mulai dari anak seorang petani di Sukabumi
- Kasus korupsi ini menjadi ironi besar karena Heri Gunawan sebelumnya dikenal sebagai legislator yang vokal menyuarakan isu ekonomi kerakyatan
Suara.com - Nama politisi senior Partai Gerindra, Heri Gunawan (HG), kini berada di pusat pusaran skandal korupsi dana corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). Dugaan yang menyeretnya semakin mengejutkan publik setelah terungkap adanya aliran dana fantastis lebih dari Rp 2 miliar dan sebuah mobil mewah seharga Rp 1 miliar kepada seorang perempuan berinisial FA.
Aset bernilai miliaran tersebut diduga kuat berasal dari hasil korupsi dana sosial yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat. Fakta ini mengemuka sesaat sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa FA, yang disebut sebagai pihak swasta dan rekan Heri Gunawan, pada 20 Oktober 2025.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi bahwa pemeriksaan terhadap FA bertujuan untuk menelusuri jejak aliran dana haram dari Heri Gunawan.
"FA didalami terkait aliran uang, dan pemberian aset dari HG yang diduga bersumber dari dugaan tindak pidana korupsi terkait program sosial atau CSR Bank Indonesia atau OJK," ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, dilansir Antara, Selasa (22/10/2025).
Dengan status Heri Gunawan yang telah ditetapkan sebagai tersangka, KPK bergerak cepat mengamankan barang bukti. Mobil mewah yang diduga diberikan kepada FA kini telah disita oleh lembaga antirasuah.
Kasus ini sendiri merupakan pengembangan dari laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang ditindaklanjuti KPK sejak Desember 2024.
Lalu, siapa sebenarnya Heri Gunawan? Sosoknya dikenal sebagai legislator yang vokal dan memiliki rekam jejak panjang di dunia politik dan bisnis.
Dari Anak Petani Hingga ke Senayan
Heri Gunawan lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 11 April 1969. Ia merupakan putra dari pasangan H. Maman Suparman dan Hj. Lilis Aisyah, yang berprofesi sebagai petani sekaligus tokoh tani terpandang di daerahnya. Tumbuh dalam lingkungan yang sederhana, Heri dikenal memiliki semangat wirausaha yang kuat sejak muda.
Baca Juga: Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan
Ia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta, dan berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi. Ilmu di bidang ekonomi dan manajemen inilah yang menjadi fondasi utama dalam perjalanan karier profesional dan politiknya.
Tak hanya sebagai mahasiswa, Heri juga sempat mengabdikan diri di almamaternya sebagai asisten pengajar untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada tahun 1992.
Meroket di Panggung Politik Gerindra
Karier politik Heri Gunawan mulai bersinar terang setelah ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Kepercayaan partai terhadapnya dibuktikan dengan sejumlah posisi strategis yang pernah ia emban, mulai dari Bendahara DPP Partai Gerindra (2008–2010) hingga kini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra sejak 2010.
Jejak parlementernya dimulai ketika ia berhasil lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI periode 2014–2019, mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat IV yang meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi. Keberhasilannya berlanjut dengan terpilih kembali untuk periode 2019–2024 dan 2024–2029.
Di DPR, Heri Gunawan pernah menduduki posisi penting sebagai Wakil Ketua Komisi VI yang fokus pada isu perdagangan, perindustrian, dan investasi. Ia kemudian dipindahkan ke Komisi XI yang membidangi keuangan, perbankan, dan ekonomi nasional, sebuah komisi yang ironisnya kini terkait dengan kasus yang menjeratnya.
Berita Terkait
-
Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan
-
Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi karena Alasan Sakit, KPK: Sakitnya Menular atau Tidak?
-
Tak Perlu Tunggu Mahfud, KPK Endus Dugaan Korupsi Whoosh Anggaran Bengkak 3 Kali Lipat Disorot
-
Nusron Wahid Datangi KPK, Minta Saran untuk Evaluasi Bisnis Pertanahan
-
KPK Serahkan Tersangka Suap Izin Tambang Rudy Ong ke Jaksa Penuntut Umum
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan
-
Meski Hampir Rampung, Istana Ogah Buru-buru Terbitkan Perpres MBG
-
Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi karena Alasan Sakit, KPK: Sakitnya Menular atau Tidak?
-
Istana Beri Sinyal Mobil Nasional Masuk PSN, Danantara Siap Jalankan Proyek?
-
Tega Aborsi Bayi karena Ngeluh Sulit Dapat Kerja, Wanita di Bekasi Ditahan Polisi
-
Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dan Hashim Rp25 Triliun, Begini Respons Istana
-
Polemik Dana Pemprov yang 'Parkir': Mengapa Jabar Bantah, DKI 'Jujur', dan BI Buka Data?
-
Peringatan Hari Santri 2025, Bobby Nasution Minta PBG Pondok Pesantren Digratiskan
-
Polri Tangkap 51 Ribu Tersangka Narkoba! Ada Ratusan Anak-Anak Terlibat