- Pengacara Nadiem Makarim mengklaim inisiator awal pembahasan laptop Chromebook adalah salah satu staf khusus menteri, bukan Nadiem sendiri, berdasarkan bukti percakapan WhatsApp
- Staf khusus bernama Jurist Tan (JT), yang telah menjadi tersangka, kini menjadi buronan di luar negeri dan dianggap sebagai sosok sentral dalam awal mula proyek ini
- Perintah 'go ahead' dari Nadiem diklaim pengacara bukan untuk menyetujui Chromebook, melainkan untuk melanjutkan kajian perbandingan antara sistem operasi Chrome dan Windows
Suara.com - Babak baru dalam skandal korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menjerat mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim mulai terkuak. Tim pembelanya secara mengejutkan menunjuk hidung inisiator proyek triliunan rupiah ini, yang ternyata bukanlah Nadiem, melainkan salah satu staf khusus kepercayaannya.
Pengacara Nadiem, Tabrani Abby, mengungkap bahwa pembahasan awal mengenai Chromebook diinisiasi oleh seorang staf khusus menteri dalam sebuah rapat pada Mei 2020. Klaim ini didasarkan pada bukti krusial berupa ribuan lembar salinan percakapan grup WhatsApp yang kini menjadi barang bukti di Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Berdasarkan isi chat grup WhatsApp, pembahasan chromebook baru muncul saat akan dilakukan rapat mengenai peralatan teknologi, informasi, dan komunikasi pada Mei 2020 yang diinisiasi oleh salah satu staf khusus menteri,” kata Tabrani kepada wartawan di Jakarta, dikutip Senin (27/10/2025).
Meski begitu, Tabrani enggan menyebutkan nama staf khusus tersebut secara gamblang di luar persidangan.
Namun, dalam pusaran penyidikan Jampidsus, satu nama staf khusus Nadiem telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Jurist Tan (JT). Ironisnya, JT berhasil melarikan diri ke luar negeri sebelum ditahan dan kini berstatus buronan (DPO), diduga berada di Amerika Serikat.
Tabrani menegaskan, kliennya tidak pernah sekalipun mengusulkan atau merekomendasikan Chromebook. Sebaliknya, Nadiem justru meminta kajian komparatif.
“Nadiem memerintahkan dengan tegas untuk membahas perbandingan dua sistem operasi chromebook dan windows,” tegas Tabrani.
Ia juga meluruskan persepsi mengenai perintah 'go ahead' dari Nadiem yang termuat dalam berita acara pemeriksaan. Menurutnya, perintah itu bukan lampu hijau untuk memilih Chromebook, melainkan instruksi agar timnya melanjutkan diskusi dan kajian perbandingan antara dua sistem operasi tersebut.
“Jadi dia (Nadiem) bilang ‘go ahead’ itu maksudnya diskusi antara tim yang mengusulkan untuk windows kemudian chrome,” ujar Tabrani.
Baca Juga: Najelaa Shihab di Grup WA Nadiem, Bantah Ikut Bahas Korupsi Chromebook: Bukan Lingkup Saya
Lebih jauh, Tabrani menjelaskan soal grup WhatsApp bernama ‘Edu Org’ yang dibuat Nadiem sebelum dilantik. Grup ini, yang kemudian berganti nama menjadi ‘Menteri Core Team’, diisi oleh para pakar pendidikan dan teknologi, termasuk Jurist Tan, Fiona Handayani, dan Najelaa Shihab. Tujuannya murni untuk diskusi gagasan pendidikan, bukan pengadaan barang.
“WA Grup itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan-gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan. Adapun anggota dalam Grup WA itu adalah orang-orang yang expert di bidang pendidikan, kemudian juga di bidang IT,” jelasnya.
Pegiat pendidikan Najelaa Shihab, yang namanya disebut, mengonfirmasi keberadaannya di grup tersebut. Namun, ia menegaskan perannya hanya sebatas mitra eksternal yang memberi masukan soal kurikulum dan kebijakan, bukan sarana dan prasarana.
“Saya tidak pernah ikut membahas baik secara langsung maupun dalam WA group khusus tentang persiapan atau perencanaan pengadaan chromebook dan peralatan teknologi informasi karena program ini bukan lah merupakan bagian dari lingkup pekerjaan PSPK,” kata Najelaa dalam pesan singkatnya.
Penyidikan kasus ini terus bergulir. Nadiem Makarim telah ditahan sejak awal September 2025, bersama tersangka lain seperti konsultan teknologi Ibrahim Arief (IA). Sementara itu, Kejaksaan Agung masih berupaya memulangkan buronan kunci, Jurist Tan.
Berita Terkait
-
Najelaa Shihab di Grup WA Nadiem, Bantah Ikut Bahas Korupsi Chromebook: Bukan Lingkup Saya
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri', Pengacara Nadiem Bantah Atur Proyek Chromebook
-
Nadiem Makarim Tersandung Skandal Laptop Chromebook, Begini Proses Pengadaan Barang Versi LKPP
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global