News / Nasional
Senin, 27 Oktober 2025 | 15:36 WIB
Nadiem Makarim
Baca 10 detik
  • Pihak Nadiem Makarim, melalui kuasa hukumnya, membantah grup WA ‘Mas Menteri Core Team’ dibuat untuk mengatur proyek Chromebook, melainkan untuk diskusi gagasan teknologi pendidikan
  • Grup tersebut diklaim sudah ada sebelum Nadiem menjabat menteri dengan nama ‘Edu Org’ dan dibuat untuk merealisasikan visi Nawacita Presiden Jokowi
  • Keterangan pihak Nadiem bertentangan dengan temuan Kejaksaan Agung yang menyebut grup itu sudah membahas rencana program digitalisasi sejak Agustus 2019, sebelum Nadiem dilantik

Suara.com - Kubu Nadiem Makarim, yang kini berstatus tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook Kemendikbudristek, memberikan bantahan keras terkait tudingan bahwa grup WhatsApp (WA) bernama ‘Mas Menteri Core Team’ sengaja dibentuk untuk mengatur proyek tersebut.

Melalui kuasa hukumnya, Tabrani Abby, pihak Nadiem menegaskan bahwa grup tersebut murni untuk tujuan diskusi dan pengembangan gagasan, bukan untuk memuluskan proyek pengadaan barang.

“Saya mau tegaskan bahwasanya grup WhatsApp itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan,” kata Tabrani Abby dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Abby menjelaskan, grup WA tersebut sejatinya adalah wadah untuk merealisasikan visi Nawacita Presiden Joko Widodo dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2019–2024, khususnya dalam pemberdayaan teknologi di sekolah.

“Grup ini dibuat sebagai realisasi dari Nawacita (visi misi) dan/atau arahan Presiden Joko Widodo waktu itu,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Menurutnya, grup itu bahkan sudah ada sebelum Nadiem dilantik menjadi menteri, dengan nama awal ‘Edu Org’ dan ‘Education Council’. Nama tersebut baru diubah menjadi ‘Mas Menteri Core Team’ setelah Nadiem resmi menjabat.

Anggotanya pun diisi oleh para ahli di bidang pendidikan dan teknologi informasi, termasuk staf khusus Nadiem saat itu, Jurist Tan dan Fiona Handayani.

Pembahasan di dalamnya, lanjut Abby, fokus pada isu-isu strategis seperti kebijakan zonasi sekolah dan perubahan paradigma asesmen dari Ujian Nasional ke sistem yang lebih formatif.

“Konteksnya itu sebenarnya melulu soal bagaimana menciptakan suatu sistem pendidikan yang didukung dengan teknologi, awalnya seperti itu. Jadi, tidak ada juga soal harus menggunakan Chrome atau juga untuk mengadakan Chromebook,” ucap Abby.

Baca Juga: Nadiem Makarim Tersandung Skandal Laptop Chromebook, Begini Proses Pengadaan Barang Versi LKPP

Ia juga membeberkan bahwa diskusi spesifik mengenai Chromebook baru muncul pada 6 Mei 2019, itu pun dalam konteks analisis perbandingan dengan sistem operasi lain seperti Windows.

“Kemudian, 6 Mei itu membahas Chrome. Ada anggota yang di situ untuk membuat analisis perbandingan antara Chrome dengan Windows. Jadi, sebenarnya di tanggal 6 Mei itu baru ada pembicaraan tentang penggunaan Chrome ataupun Chromebook,” jelasnya.

Keterangan ini bertolak belakang dengan temuan Kejaksaan Agung (Kejagung). Menurut Kejagung, grup ‘Mas Menteri Core Team’ sudah dibentuk pada Agustus 2019 oleh Jurist Tan, Nadiem Makarim, dan Fiona Handayani untuk membahas rencana program digitalisasi pendidikan, bahkan sebelum Nadiem resmi diangkat menjadi menteri.

Load More