- Penghentian sementara uji coba RDF Rorotan mulai berlaku pekan ini atas arahan langsung dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
- Penghentian dilakukan lantaran masih ada sejumlah persoalan teknis di lapangan.
- Truk compactor yang membawa sampah ke Rorotan masih mengeluarkan air lindi, sehingga menimbulkan bau
Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghentikan sementara proses commissioning atau uji coba pengoperasian tempat pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara.
Langkah ini diambil setelah muncul protes dari warga sekitar yang mengaku terganggu akibat bau tidak sedap dari aktivitas di lokasi tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, membenarkan penghentian sementara uji coba RDF Rorotan.
Ia menyebut keputusan itu mulai berlaku pekan ini atas arahan langsung dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
"Untuk uji coba, memang kemarin Pak Gubernur statemen, uji cobanya dihentikan dulu," kata Asep kepada wartawan, Kamis (5/11/2025).
Asep menjelaskan, penghentian dilakukan lantaran masih ada sejumlah persoalan teknis di lapangan, terutama dalam proses pengiriman sampah menuju fasilitas RDF.
Ia mengakui, truk compactor yang membawa sampah ke Rorotan masih mengeluarkan air lindi, sehingga menimbulkan bau yang mengganggu warga sekitar.
Menurut Asep, pengiriman sampah ke RDF Rorotan sudah dihentikan sejak pekan lalu. Namun, saat itu pihaknya masih menyelesaikan proses commissioning terhadap sampah yang sudah terlanjur dikirim ke lokasi.
"Mulai di pekan ini, sudah tidak ada lagi pengolahan sampahnya," ujarnya.
Baca Juga: Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
DLH kini fokus memperbaiki mekanisme mobilisasi truk compactor agar tidak lagi menimbulkan ceceran air lindi di perjalanan. Setelah perbaikan selesai, barulah proses commissioning akan dilanjutkan kembali.
Asep menuturkan, uji coba RDF Rorotan sebenarnya sudah berlangsung sejak awal Oktober 2025.
Proses tersebut dilakukan bertahap hingga mampu mengolah 1.200 ton sampah per hari. Selama hampir sebulan, tidak ada keluhan berarti dari masyarakat.
"Selama masa commisioning dari awal Oktober hingga kemarin terakhir minggu lalu, itu tidak menimbulkan masalah. Baru timbul masalah itu hari Kamis pekan lalu," kata Asep.
Ia menduga, bau tak sedap itu muncul karena sampah yang diangkut dalam kondisi terlalu basah akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta pada pekan sebelumnya. Kondisi itu menyebabkan air lindi meluap dari tangki penampung di dalam truk.
"Jadi mengakibatkan sampah itu menjadi sangat basah, dan pada saat dikompaksi, penampung air lindi yang ada dalam truk itu tidak menampung dari air lindi yang dihasilkan dari sampah itu," jelasnya.
Berita Terkait
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Bau Busuk RDF Rorotan Bikin Geram! Ribuan Warga Ancam Demo Balai Kota, Gubernur Turun Tangan?
-
Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU