- Penghentian sementara uji coba RDF Rorotan mulai berlaku pekan ini atas arahan langsung dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
- Penghentian dilakukan lantaran masih ada sejumlah persoalan teknis di lapangan.
- Truk compactor yang membawa sampah ke Rorotan masih mengeluarkan air lindi, sehingga menimbulkan bau
Untuk mengantisipasi hal serupa, DLH akan menambah armada truk compactor dan mengatur pengiriman sampah agar tidak melebihi kapasitas.
"Kapasitas yang bisa satu truk sampah itu bisa 7 ton. Kami nanti mungkin bikinnya hanya di 5 ton, supaya nanti pada saat air lindi itu dikompaksi, itu tidak melebih kapasitas dari tinggi air lindi itu," katanya.
Selain memperbaiki sistem pengangkutan, Asep menegaskan DLH juga akan mengevaluasi potensi gangguan lain yang menyebabkan warga merasa terganggu. Sebab, protes masyarakat terhadap RDF Rorotan disebut cukup masif dalam beberapa hari terakhir.
"Padahal ada beberapa masyarakat yang sudah juga ke RDF Rorotan dalam minggu lalu dan itu tidak ada hal-hal yang memang menimbulkan keresahan pada saat masyarakat ke sana," ujar Asep.
Warga Protes Bau
Sebelumnya, sejumlah warga di wilayah Cakung, Jakarta Timur, melayangkan protes karena mengaku terdampak aktivitas RDF Rorotan. Beberapa di antaranya bahkan mengeluh mengalami gangguan kesehatan.
Ketua RT di Perumahan JGC, Kelurahan Cakung Timur, Wahyu Andre Maryono, mengatakan proses commissioning RDF Rorotan yang dilakukan beberapa hari terakhir membuat puluhan anak-anak di lingkungannya jatuh sakit.
"Total ada 23 anak yang terdampak uji coba RDF Rorotan," kata Wahyu saat dikonfirmasi, Rabu (5/11/2025).
Ia menyebut, anak-anak tersebut mengalami gejala seperti batuk, pilek, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hingga iritasi mata. Warga pun sudah berupaya meminta pertemuan dengan pihak RDF Rorotan untuk membahas keluhan tersebut, namun permintaan itu belum direspons.
Baca Juga: Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
Wahyu menegaskan, warga hanya ingin aktivitas RDF Rorotan berjalan tanpa mengorbankan kesehatan masyarakat sekitar.
“Kami bukan menolak pengelolaan sampah, tapi jangan sampai baunya bikin anak-anak kami sakit,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Bau Busuk RDF Rorotan Bikin Geram! Ribuan Warga Ancam Demo Balai Kota, Gubernur Turun Tangan?
-
Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana