News / Nasional
Rabu, 12 November 2025 | 11:19 WIB
Pendakwah Elham Yahya Luqman atau biasa dipanggil Gus Elham. (Instagram/ellhamyahya)
Baca 10 detik
  • Gus Elham Yahya adalah pendakwah muda dari keluarga pesantren terpandang di Kediri, merupakan putra dan cucu dari pimpinan Pondok Pesantren Al Ikhlas
  • Namanya menjadi viral akibat video "kokop pipi" yang memicu pro dan kontra
  • Meskipun terkenal, Gus Elham memilih untuk fokus berdakwah dan mengabdi di kampung halamannya di Kediri, bahkan mendirikan pesantren cabang dan majelis taklim sendiri

Suara.com - Nama Gus Elham Yahya mendadak viral dan menjadi buah bibir di jagat maya. Pemicunya adalah serangkaian video yang memperlihatkan aksinya mencium pipi seorang anak kecil perempuan, bahkan hingga memasukkan sebagian pipi anak tersebut ke dalam mulutnya, sebuah gestur yang kemudian populer dengan istilah dalam bahasa Jawa "dikokop".

Tindakan pendakwah muda asal Kediri ini sontak membelah opini publik. Sebagian melontarkan kritik tajam karena dianggap tidak lazim, sementara yang lain membelanya dengan dalih bahwa itu adalah wujud ekspresi kasih sayang yang tulus terhadap anak-anak.

Terlepas dari kontroversi yang menyelimutinya, Gus Elham Yahya telah lama dikenal sebagai figur pendakwah muda yang memiliki basis massa kuat, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Ia berhasil memikat hati para jamaahnya dengan pendekatan dakwah yang santai, kekinian, dan jauh dari kesan kaku.

Darah Biru dari Keluarga Pesantren

Gelar "Gus" yang tersemat di depan namanya bukanlah tanpa alasan. Ia adalah putra dari pasangan KH. Luqman Arifin Dhofir dan Hj. Ernisa Zulfa Al Hafidz, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 1 Kediri. Pria bernama lengkap Muhammad Elham Yahya Luqman ini lahir di Tarokan, Kediri, Jawa Timur, pada 8 Juli 2001.

Garis keturunannya juga mengakar kuat pada ulama besar. Gus Elham merupakan cucu dari KH. Mudhofir Ilyas, seorang ulama ternama Jawa Timur sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al Ikhlas Kaliboto.

Tumbuh besar dalam lingkungan religius yang kental dengan tradisi keilmuan Islam membentuk karakternya sejak dini. Gelar "Gus" sendiri merupakan panggilan kehormatan bagi putra seorang kiai di lingkungan pesantren Jawa, sebagai penanda harapan agar ia mampu meneruskan perjuangan dakwah keluarganya.

Jejak Pendidikan dan Metode Dakwah Unik

Pendidikan Gus Elham tak pernah jauh dari lingkungan pesantren. Setelah menamatkan sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren paling berpengaruh di Kediri, yang juga merupakan almamater bagi ayah dan kakeknya. Di sinilah dasar keilmuan agama dan semangat dakwahnya ditempa.

Baca Juga: PBNU Kecam Keras Gus Elham Cium Anak Perempuan: Cederai Martabat Manusia dan Nodai Dakwah

Gaya dakwahnya menjadi daya tarik utama. Alih-alih berceramah dari atas mimbar, Gus Elham sering memilih pendekatan yang lebih personal dan membumi. Ia kerap menggelar kajian dengan format duduk bersama, berbincang santai sambil menikmati kopi, dan bahkan meluangkan waktu untuk mendengarkan curahan hati para jamaahnya satu per satu.

Tidak hanya di dunia nyata, pengaruhnya juga terasa kuat di media sosial, di mana ia memiliki ribuan pengikut setia. Setiap Kamis dan Sabtu malam, pondoknya rutin menggelar pengajian yang selalu dipadati oleh ribuan jamaah.

Mengabdi di Tanah Kelahiran

Meskipun popularitasnya meroket dan undangan untuk berceramah datang dari berbagai daerah, Gus Elham menunjukkan komitmennya untuk mengabdi di kampung halamannya. Ia meyakini bahwa tanah kelahirannyalah yang telah membentuk dirinya, sehingga menjadi prioritasnya untuk berkontribusi bagi masyarakat setempat.

Sikap ini ia buktikan saat Ramadhan 2024 lalu, ketika ia menolak sejumlah tawaran ceramah di luar kota demi fokus mengajar para santri di pondoknya. Baginya, dakwah sejati tidak hanya melalui lisan di atas panggung, tetapi juga lewat pendampingan dan keteladanan langsung kepada para murid.

Sebagai wujud pengabdiannya, Gus Elham mendirikan Pondok Pesantren Al Ikhlas 2 di Desa Kaliboto, Tarokan, yang merupakan cabang dari pondok yang diasuh ayahnya. Selain itu, sejak September 2023, ia juga menginisiasi Majelis Taklim Ibadallah (MT Ibadallah) sebagai wadah baru bagi para pemuda untuk mendalami ajaran agama.

Load More