News / Nasional
Kamis, 13 November 2025 | 13:37 WIB
Ahli forensik digital Rismon Sianipar dan sejumlah alumni UGM melaporkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo beserta dengan Rektor UGM Prof Ova Emilia ke Polda DIY, Selasa (22/7/2025) kemarin. [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Rismon melabeli Indonesia sebagai "bangsa pengecut" jika tidak ada lagi yang berani melanjutkan pengusutan kontroversi ijazah Presiden Joko Widodo
  • Ia secara terbuka mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak takut dan tidak mau "diinjak-injak" oleh dinasti politik yang dibangun oleh Jokowi
  • Keraguan Rismon didasarkan pada analisis perubahan pernyataan Jokowi dari tahun 2017 hingga 2025 mengenai sosok dosen pembimbing skripsinya di UGM

Suara.com - Polemik lawas seputar keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali meletus dan memanaskan ruang diskusi publik. Kali ini, sorotan tajam datang dari Rismon yang, melalui kanal YouTube Refly Harun, melontarkan sebuah tantangan keras yang mempertanyakan keberanian kolektif bangsa Indonesia.

Dengan nada tanpa kompromi, Rismon menyatakan bahwa Indonesia pantas menyandang label sebagai "bangsa pengecut" jika tidak ada satu pun elemen masyarakat yang berani melanjutkan perjuangan untuk membongkar tuntas isu krusial ini.

Pernyataan ini menjadi alarm keras bagi siapa saja yang merasa peduli terhadap transparansi kepemimpinan.

Kekhawatiran terbesar Rismon adalah jika perjuangan ini berhenti di tengah jalan, terutama bila skenario terburuk menimpa para penggiatnya. Baginya, kevakuman penerus perjuangan adalah cerminan dari mentalitas bangsa.

"Yang paling menyedihkan adalah kalau apapun yang terjadi skenario terburuk pada kami, tetapi tidak ada yang melanjutkan perjuangan ini," ujar Rismon, seperti dikutip pada Kamis (13/11/2025).

Ia kemudian menegaskan konsekuensi dari ketakutan tersebut.

"Berarti negara kita layak untuk dilabel menjadi bangsa pengecut."

Tidak berhenti di situ, Rismon secara terbuka menantang nyali masyarakat Indonesia yang ia anggap terlalu takut untuk bersuara.

Ia mempertanyakan alasan di balik ketakutan publik terhadap figur Presiden dan kekuatan politik yang dibangunnya.

Baca Juga: Rismon Pamer Buku 'Wapres Tak Lulus SMA': Minta Versi Digitalnya Disebarluaskan Gratis!

"Kok takut sih dengan Joko Widodo dan dinastinya?" tanyanya secara retoris, seolah menyentil keberanian yang terpendam.

Seruan pun dilayangkan kepada seluruh generasi, dari yang muda hingga yang tua, untuk bangkit dan menolak apa yang ia sebut sebagai penindasan oleh dinasti politik Jokowi.

"Ayo semua anak-anak bangsa dari muda sampai tua, jangan mau kita diinjak-injak oleh dinasti Jokowi," serunya dengan tegas.

Fokus kritik Rismon kemudian mengerucut pada inkonsistensi pernyataan Jokowi dari waktu ke waktu, khususnya mengenai sosok dosen pembimbing skripsinya saat menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurutnya, ada dua kemungkinan logis bagi seseorang yang bisa lupa dengan wajah dan nama dosen pembimbingnya.

"Yang pertama, orang gila. Yang kedua adalah penipu," cetusnya.

Load More