- Imigrasi Jakarta Barat berhasil menangkap dua WNA Uzbekistan (SS dan KD) yang terlibat dalam praktik prostitusi online setelah melakukan patroli siber dan operasi penyamaran
- Para pelaku mematok tarif yang sangat tinggi, yaitu USD 900 atau setara dengan Rp15 juta untuk satu kali kencan, menargetkan kalangan tertentu
- Akibat menyalahgunakan izin tinggal, kedua WNA tersebut akan dikenakan sanksi deportasi dan penangkalan (dilarang masuk kembali ke Indonesia) sesuai Undang-Undang Keimigrasian
Suara.com - Jajaran Imigrasi Jakarta Barat berhasil membongkar jaringan prostitusi online kelas atas yang melibatkan warga negara asing (WNA). Dua perempuan asal Uzbekistan, berinisial SS (35) dan KD (22), diamankan karena terbukti menyalahgunakan izin tinggal mereka untuk menjalankan praktik terlarang ini.
Penangkapan ini merupakan hasil dari operasi siber yang ditingkatkan oleh pihak imigrasi untuk menekan maraknya aktivitas ilegal WNA di wilayah Jakarta Barat.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi (Kakanwil Ditjenim) DKI Jakarta, Pamuji, mengonfirmasi bahwa kedua WNA tersebut ditangkap atas dugaan kuat penyalahgunaan izin tinggal untuk tujuan komersial yang melanggar hukum.
“Diduga melakukan penyalahgunaan izin tinggal dalam hal praktik prostitusi online,” kata Pamuji saat konferensi pers di Kantor Imigrasi Jakarta Barat, Jumat (14/11/2025).
Operasi pengungkapan ini berawal dari patroli siber yang dilakukan petugas. Setelah mendeteksi adanya informasi mengenai praktik haram ini, tim langsung bergerak melakukan penyamaran.
"Kemudian petugas mendapatkan informasi terkait praktik prostitusi online tersebut, lalu petugas melakukan undercover buying guna mendapatkan pelaku praktik prostitusi online," jelas Pamuji.
Puncak operasi terjadi pada Rabu (12/11/2025), ketika petugas berhasil meringkus SS dan KD di sebuah penginapan di kawasan Jakarta Barat.
Tarif Selangit dan Peran Muncikari
Fakta yang paling mengejutkan dari pengungkapan ini adalah tarif yang dipatok oleh kedua pelaku. Untuk sekali kencan, mereka tidak segan-segan memasang harga fantastis yang menyentuh angka belasan juta rupiah.
Baca Juga: Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
“Saudari SS dan KD memberikan tarif sebesar 900 US dolar atau sekitar Rp15 juta kepada klien untuk sekali kencan,” ungkap Pamuji.
Dalam menjalankan aksinya, SS dan KD tidak bekerja sendiri. Mereka dibantu oleh seorang penghubung berinisial L yang bertugas mencarikan pelanggan.
Keberadaan L kini menjadi fokus utama penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
"Namun untuk keberadaan L sendiri sedang kita lakukan penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui SS masuk ke Indonesia menggunakan izin tinggal kunjungan, sementara KD memanfaatkan visa travel. Petugas juga menyita sejumlah barang bukti krusial dari lokasi penangkapan.
“Petugas mengamankan barang bukti berupa dua buah paspor kebangsaan Uzbekistan milik SS dan KD, dua boks alat kontrasepsi, dan juga uang tunai dengan total Rp30 juta,” ujar Pamuji.
Berita Terkait
-
Timur Kapadzse Puji Suporter Timnas Indonesia, Tapi Ungkap PSSI Belum Bergerak
-
Legenda Italia Puji Setinggi Langit Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Kandidat Pelatih Indonesia, Timur Kapadze Berhasil Bawa Uzbekistan ke Piala Dunia 2026
-
Sisi Lain Calon Pelatih Timnas Indonesia Timur Kapadze: Tak Bisa Jauh dari Anak
-
Alasan Timur Kapadze Ogah Jadi Asisten Cannavaro, Pilih Tunggu Lamaran PSSI
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran