News / Metropolitan
Jum'at, 28 November 2025 | 10:36 WIB
Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Fraksi PSI Francine Widjojo. (Foto: Dok PSI)
Baca 10 detik
  • Alvaro Kiano Nugroho, bocah 6 tahun, ditemukan tewas setelah hilang hampir sembilan bulan diduga korban ayah tirinya.
  • Anggota DPRD DKI Jakarta, Francine Widjojo, mengkritik lambatnya penemuan korban karena minimnya alat pengawasan.
  • Francine mendesak realisasi janji Gubernur tentang pemasangan CCTV di setiap RT untuk keamanan lingkungan.

Suara.com - Alvaro Kiano Nugroho, bocah berusia 6 tahun yang hilang selama hampir sembilan bulan, akhirnya ditemukan. Tragis, ia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan diduga menjadi korban ayah tirinya sendiri.

Kenyataan pahit bahwa butuh waktu sembilan bulan untuk mengungkap keberadaan korban menjadi catatan kelam bagi sistem keamanan Jakarta. Hal ini disuarakan lantang oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Francine Widjojo.

Saat menemui keluarga korban pada Kamis 27 November, Francine tak bisa menyembunyikan keprihatinannya atas lambatnya proses penemuan korban akibat minimnya alat bukti pengawasan lingkungan.

"Duka cita mendalam atas kepergian Alvaro. Pagi ini (27/11) saya melayat dan bertemu dengan kakek dan nenek dari Alvaro. Hampir 9 bulan baru ditemukan keberadaan korban," ungkap Francine dalam keterangannya kepada Suara.com, dikutip Jumat (28/11/2025).

Ia membayangkan skenario yang berbeda jika lingkungan Jakarta sudah terpasang pengawasan memadai.

"Kalau saja ada CCTV yang memadai, mungkin Alvaro bisa ditemukan di hari yang sama atau dilacak keberadaannya lebih cepat. Identifikasi pelaku juga lebih mudah jika ada CCTV," katanya.

Francine kemudian mengingatkan Gubernur Pramono Anung akan janji kampanyenya: Satu RT, Satu CCTV.

Janji yang menurutnya kini makin urgen direalisasikan demi mencegah jatuhnya korban lain.

Prarekonstruksi kasus pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6) mengungkap rangkaian aksi keji yang dilakukan oleh ayah tirinya, Alex Iskandar (49). [Ist]

"Pencurian motor juga sering dikeluhkan warga, termasuk dalam reses, dan warga menagih CCTV tiap RT yang dijanjikan saat Pak Gubernur kampanye," katanya.

Baca Juga: Bandingkan dengan Istri Sah, Insanul Fahmi Akui Lebih Nyaman Bersama Inara Rusli

Francine juga menyoroti ketidakjelasan program tersebut dalam dokumen perencanaan daerah (RPJMD) 2025-2029. Ia mendesak agar janji politik tidak sekadar berhenti di masa kampanye.

“Setelah berulang kami usulkan, akhirnya wacana pemasangan CCTV masuk dalam RPJMD tapi tidak dirinci jumlahnya dan lokasinya apakah akan dipasang di tiap RT seperti janji Pak Gubernur. Padahal janji kampanye salah satu faktor keterpilihan, bukan sekadar janji manis tapi harus dipenuhi," pungkasnya.

Load More